146 Kapal Pertamina International Shipping Pakai Biodiesel

Kapal yang dioperasikan Pertamina International Shipping menggunakan bahan bakar rendah emisi serta biodiese. Foto: dok PIS.

146 Kapal Pertamina International Shipping Pakai Biodiesel

Husen Miftahudin • 18 July 2023 16:29

Jakarta: PT Pertamina International Shipping (PIS) membuktikan komitmennya dalam upaya transisi energi, dengan menggunakan bahan bakar rendah emisi serta biodiesel pada kapal-kapal yang dimiliki maupun dioperasikan oleh PIS.

CEO PIS Yoki Firnandi memaparkan perusahaan telah menyusun program-program strategis, di antaranya adalah upaya penurunan emisi dari operasional kapal dengan penggunaan bahan bakar yang ramah lingkungan.

"PIS sudah menerapkan penggunaan biodiesel, sebanyak 146 kapal yang kami operasikan baik kapal milik maupun kapal sewa, menggunakan biodiesel sebagai sumber tenaga mesin utama, dan terdapat juga yang menggunakan biodiesel sebagai sumber tenaga mesin tambahan atau auxiliary engine," ujar Yoki di gelaran EBTKE ConEX 2023, dikutip dari keterangan tertulis, Selasa, 18 Juli 2023.

Aksi lain yang merupakan langkah nyata PIS terkait dukungan terhadap energi hijau adalah dengan pembelian kapal Very Large Gas Carrier (VLGC) Amaryllis di tahun ini, dengan Pertamina Gas Amaryllis merupakan salah satu kapal pengangkut gas terbesar di dunia, yang juga menjadi kapal pertama bertenaga dual fuel LPG di Pertamina dan Indonesia.

"PIS mengakuisisi Pertamina Gas Amaryllis. Kapal tersebut berpotensi menurunkan emisi PIS sebesar 12 ribu ton setara CO2 per tahunnya," jelas Yoki.

Dua inisiatif PIS dukung NZE

Dijelaskannya, penggunaan bahan bakar ramah lingkungan dan biodiesel berupa B35 pada kapal-kapal PIS ini merupakan bagian dari dua inisiatif utama PIS dalam mendukung net zero emission (NZE) yang ditargetkan pemerintah tercapai pada 2060.

Dalam hal ini, inisiatif pertama merupakan adalah keterlibatan PIS dalam bisnis logistik dan transportasi energi baru dan terbarukan atau green business building  yang memiliki target jangka menengah dan panjang.

Sedangkan inisiatif berikutnya adalah upaya penurunan emisi dari operasional kapal maupun bisnis lainnya saat ini.

"Inisiatif peningkatan efisiensi operasi kapal  yang paling efektif secara biaya dalam mereduksi karbon di industri perkapalan adalah dengan menerapkan peningkatan efisiensi operasi, seperti pembersihan lambung kapal secara terus menerus, pemasangan energy saving device, dan pengaturan kecepatan kapal pada kecepatan optimum/ekonomis," tutup Yoki.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Husen Miftahudin)