100 Orang Lebih Terluka dalam Kerusuhan Warga Eritrea di Israel

Polisi menembakkan granat kejut ke tengah bentrokan antar warga Eritrea di Tel Aviv, 2 September 2023. (AP/Ohad Zwigenberg)

100 Orang Lebih Terluka dalam Kerusuhan Warga Eritrea di Israel

Willy Haryono • 3 September 2023 14:51

Tel Aviv: Puluhan orang terluka di Tel Aviv pada hari Sabtu, ketika ratusan pendukung dan penentang pemerintahan Eritrea bentrok satu sama lain dan juga dengan kepolisian Israel.

Layanan darurat Magen David Adom (MDA) Israel mengatakan lebih dari 114 orang telah dirawat akibat cedera, termasuk puluhan polisi. Delapan dari total korban luka mengalami kondisi serius, kata MDA.

Melansir dari laman CNN, Minggu, 3 September 2023, Kepolisian Israel mengatakan 49 petugas terluka dan 39 orang telah ditangkap. Polisi yang merasa terancam menembakkan peluru tajam saat keluar dari kerumunan, kata mereka. Belum jelas apakah korban luka pada hari itu berasal dari tembakan langsung polisi.

Video di media sosial menunjukkan pendukung pemerintah Eritrea bentrok dengan pengunjuk rasa anti-pemerintah. Selama ini, warga Eritrea merupakan mayoritas pencari suaka Afrika di Israel.

Kepolisian Israel juga telah menembakkan granat kejut dalam upaya membubarkan massa, sementara beberapa pengunjuk rasa melemparkan batu ke arah aparat dan membakar tempat sampah.

"Pasukan besar Polisi Israel dan Polisi Perbatasan telah bersiap untuk menghadapi unjuk rasa," demikian bunyi pernyataan dari Kepolisian Tel Aviv.

"Namun, para pengunjuk rasa datang lebih awal dan mulai mengganggu ketertiban umum. Beberapa pelanggar hukum terlibat dalam kekerasan parah dan vandalisme di jalan-jalan kota," sambungnya.

"Selama kejadian sulit ini, polisi yang merasa terancam melepaskan tembakan sambil melepaskan diri dari kerumunan massa yang mendekat."

"Saat ini, polisi telah memulihkan ketertiban di Tel Aviv selatan, dan pasukan polisi dalam jumlah besar sedang mempersiapkan penangkapan lebih lanjut serta menjamin keselamatan dan kedamaian masyarakat di Tel Aviv selatan."

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah menerima informasi mengenai gangguan tersebut pada hari Sabtu, dan "menginstruksikan agar ketertiban umum dipulihkan," menurut sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh kantornya.

"Menyusul gangguan parah di Tel Aviv, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu telah memutuskan untuk membentuk tim khusus kementerian untuk mengkaji tindakan yang harus diambil terhadap penyusup ilegal yang mengambil bagian dalam gangguan tersebut, termasuk langkah menuju deportasi," bunyi pernyataan itu.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Willy Haryono)