Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo. Foto: YouTube.
Ade Hapsari Lestarini • 29 November 2025 00:23
Jakarta: Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menekankan pentingnya memperkuat sinergi demi kestabilan perekonomian Indonesia. Transformasi struktur ekonomi nasional untuk pertumbuhan lebih tinggi dan berdaya tahan.
"Berbasis sumber daya alam dan ekonomi kerakyatan. Bersatu kita tangguh dan mandiri," kata Perry, saat Pertemuan Tahunan Bank Indonesia 2025 bertema Tangguh dan Mandiri: Sinergi Mendorong Pertumbuhan Ekonomi Lebih Tinggi dan Berdaya Tahan, di Jakarta, Jumat malam, 28 November 2025.
Perry membeberkan, sinergi dalam lima area penting tersebut yakni:
- Memperkuat stabilitas dan mendorong permintaan.
- Hilirisasi, industrialisasi, dan ekonomi kerakyatan.
- Meningkatkan pembiayaan dan pasar keuangan.
- Akselerasi ekonomi keuangan digital nasional.
- Kerja sama investasi dan perdagangan internasional.
Perry mengatakan, stabilitas sangat penting bagi negara mana pun untuk tumbuh tinggi dan berdaya tahan. Stabilitas yang dinamis membuat harga-harga terkendali, rupiah stabil, ekonomi bergerak cepat, dan rakyat mendapat manfaat. "Itulah
Sumitronomics," kata Perry.
Tak hanya itu, lanjut Perry, sinergi fiskal dan moneter semakin diperkuat dalam menjaga stabilitas. Dia mengatakan stimulus mendorong permintaan. Serta menerbitkan Surat Berharga Negara (SBN) Pemerintah. Kemudian, pembelian SBN Bank Indonesia di pasar sekunder, juga pengelolaan DHE SDA.
Selain itu, sinergi Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) menjaga stabilitas sistem keuangan, sekaligus implementasi UU P2SK mendorong pembiayaan, konsolidasi perbankan, pendalaman pasar keuangan, literasi, dan pelindungan konsumen.
Ilustrasi. Foto: Medcom.id
Transformasi sektor riil
Perry menambahkan, dalam mencapai pertumbuhan tinggi, mengharuskan transformasi sektor riil. Kebijakan industrial dan struktural ditempuh akan meningkatkan modal, tenaga kerja, dan produktivitas. Dia membeberkan, kebijakan industrial untuk hilirisasi SDA unggulan dan penguatan industri manufaktur prioritas:
- Hilirisasi: nikel, tembaga, bauksit, timah, tanah jarang, kelapa sawit, kelapa, rumput laut.
- Industri teknologi: mobil, baterai listrik, petrokimia, semikonduktor.
- Industri padat karya: garmen, sepatu olahraga, produk perkebunan, pertanian, perikanan.
"Kebijakan industrial perlu disertai kebijakan struktural. Untuk perbaikan iklim investasi, kecepatan birokrasi, konektivitas infrastruktur, investasi dan perdagangan. Melalui Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) sebagai pusat-pusat pertumbuhan," jelas dia.