Bontang: Pemerintah Kota Bontang melalui Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) menempuh langkah strategis untuk memperkuat struktur ekonomi lokal lewat hilirisasi industri kelautan dan perikanan. Upaya ini diarahkan untuk mengurangi ketergantungan terhadap sektor energi sekaligus memaksimalkan potensi sumber daya alam lokal, terutama ikan dan rumput laut.
Kebijakan tersebut merujuk pada hasil Kajian Peta Potensi dan Peluang Investasi Kota Bontang Tahun 2025, yang menempatkan pengalengan ikan dan pengolahan rumput laut sebagai dua sektor hilirisasi unggulan dengan potensi investasi tertinggi.
Ketua Tim Kajian Rahcmad Budi Suharto, yang juga Koordinator Program Doktor Ilmu Ekonomi Universitas Mulawarman Samarinda, menegaskan hilirisasi menjadi kunci dalam menciptakan nilai tambah daerah.
“Kota Bontang memiliki potensi besar di bidang perikanan tangkap dan rumput laut, namun nilainya belum maksimal karena sebagian besar masih dijual mentah. Melalui hilirisasi, kita bisa menciptakan rantai nilai baru yang memberi dampak langsung bagi masyarakat lokal,” ujar Rahcmad.
Optimalisasi Pengalengan Ikan
Tim kajian merekomendasikan strategi pragmatis dengan mengoptimalkan infrastruktur yang sudah ada, ketimbang membangun fasilitas baru yang berbiaya tinggi. Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Tanjung Limau dinilai paling strategis karena dekat dengan aktivitas nelayan dan sudah memiliki fasilitas cold storage.
Rahcmad menilai, keberhasilan sektor ini membutuhkan kolaborasi antara pemerintah, koperasi nelayan, dan investor swasta.
“Keterlibatan masyarakat lokal harus dijamin agar nelayan tetap menjadi bagian integral dari rantai nilai ekonomi, bukan tersingkir,” tegasnya.
Sektor rumput laut juga dinilai potensial untuk dikembangkan menjadi produk turunan bernilai tinggi seperti agar-agar, kosmetik, dan farmasi. Namun, pengembangan sektor ini membutuhkan dukungan pemerintah daerah, terutama dalam hal legalitas dan promosi.
Pemda Bontang didorong memfasilitasi pelaku usaha memperoleh izin dari Dinas Kesehatan dan Balai POM agar produk lokal bisa menembus pasar modern dan ekspor.
“Jika hilirisasi rumput laut berjalan, industri turunan padat karya akan tumbuh dan meningkatkan ekonomi masyarakat pesisir,” kata Rahcmad.
Diversifikasi Ekonomi Bontang
Kepala DPMPTSP Bontang, Muhammad Aspiannur, menegaskan bahwa peralihan ekonomi dari sektor energi ke sektor maritim menjadi bagian dari visi “Bontang Berbenah”.
“Selama ini Bontang dikenal sebagai kota industri berbasis energi, sehingga perekonomian daerah rentan terhadap fluktuasi industri makro. Hilirisasi pengalengan ikan dan rumput laut adalah langkah konkret menuju kemandirian ekonomi berbasis sumber daya lokal,” ujarnya.
Aspiannur menambahkan, hasil kajian tersebut diharapkan menjadi pedoman bagi calon investor untuk memprioritaskan sektor hilirisasi. Pemerintah, swasta, akademisi, dan masyarakat diharapkan dapat bersinergi menjadikan Bontang sebagai model kota industri yang tangguh di sektor energi sekaligus kuat di sektor ekonomi maritim dan UMKM lokal.
“Upaya ini bukan hanya agenda daerah, tapi juga bagian dari kontribusi Bontang terhadap visi Indonesia Emas 2045,” pungkasnya.