Laporan Al Jazeera Sebut 200 Warga Palestina Tewas dalam Serangan Baru Israel

Serangan baru Israel di Gaza menewaskan 200 warga Palestina. Foto: Anadolu

Laporan Al Jazeera Sebut 200 Warga Palestina Tewas dalam Serangan Baru Israel

Fajar Nugraha • 18 March 2025 10:57

Gaza: Telah terjadi eskalasi yang sangat meluas oleh militer Israel selama beberapa jam terakhir. Serangan militer serentak yang dilakukan oleh angkatan udara Israel di seluruh Jalur Gaza.

Konsentrasi serangan udara telah terjadi pada lingkungan yang dibangun rapat, sekolah darurat dan bangunan tempat tinggal tempat orang-orang berlindung.

“Kami memahami bahwa sedikitnya 200 warga Palestina telah dipastikan tewas, dan lebih dari 200 lainnya dilaporkan terluka, dan jumlah ini diperkirakan akan meningkat,” laporan jurnalis Al Jazeera yang berada di lokasi.

“Kami telah mendengar dalam satu jam terakhir kehadiran yang jelas dari pesawat nirawak dan jet tempur Israel di langit di daerah pusat dan kami memahami bahwa di antara mereka yang ditemukan sebagai korban selama serangan itu, terdapat bayi yang baru lahir, anak-anak, wanita, orang tua, dan juga para pemimpin Hamas tingkat tinggi yang telah dipastikan tewas selama serangan udara ini,” imbuh laporan tersebut.

Sekarang disebutkan bahwa serangan itu dilakukan serentak tanpa peringatan sebelumnya di daerah-daerah yang telah ditetapkan sebagai zona kemanusiaan yang aman, termasuk Mawasi.

AS mengetahui

Saat serangan itu terjadi, Juru Bicara Gedung Putih Karoline Leavitt mengonfirmasi bahwa Israel telah berkonsultasi dengan pemerintahan Trump sebelum melakukan serangan. Berbicara kepada acara "Hannity" di Fox News, Leavitt mengatakan, "Pemerintahan Trump dan Gedung Putih telah diajak berkonsultasi oleh Israel terkait serangan mereka di Gaza malam ini."

Ia menambahkan bahwa Presiden Donald Trump telah memperingatkan Hamas dan kelompok lain, termasuk Houthi yang didukung Iran, bahwa mereka akan "melihat harga yang harus dibayar" atas tindakan terorisme.

Serangan itu terjadi setelah berminggu-minggu negosiasi yang gagal antara Israel dan Hamas mengenai nasib 59 sandera yang masih ditahan di Gaza. Kantor Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menuduh Hamas "berulang kali menolak untuk membebaskan sandera kami" meskipun ada upaya mediasi yang dipimpin oleh Mesir dan Qatar, dengan dukungan AS.

Seorang pejabat Hamas, sebagai tanggapan, menyalahkan Israel karena secara sepihak membatalkan gencatan senjata dan memperingatkan bahwa situasi dapat semakin tidak terkendali.

Gencatan senjata, yang awalnya ditengahi pada 19 Januari, menghasilkan pembebasan 33 sandera Israel dan lima sandera Thailand dengan imbalan sekitar 2.000 tahanan Palestina.

Namun, ketegangan meningkat saat Israel menuduh Hamas mengulur-ulur negosiasi dan memblokir pengiriman bantuan ke Gaza sebagai taktik tekanan. Hamas, pada bagiannya, bersikeras bahwa perjanjian apa pun harus mencakup penghentian perang secara permanen dan penarikan penuh Israel dari Gaza—persyaratan yang tidak mau diterima Israel.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Fajar Nugraha)