Libur Lebaran Jadi Pendorong Belanja, Ekonomi Domestik Diprediksi Meningkat

Ilustrasi kepadatan di jalur wisata. Medcom

Libur Lebaran Jadi Pendorong Belanja, Ekonomi Domestik Diprediksi Meningkat

M Rodhi Aulia • 3 April 2025 23:29

Jakarta: Momentum libur Lebaran 2025 tidak hanya memengaruhi mobilitas masyarakat, tetapi juga memberikan dorongan signifikan terhadap perekonomian nasional. Peningkatan arus mudik dan aktivitas pariwisata yang tinggi berkontribusi langsung terhadap konsumsi domestik, yang menjadi salah satu faktor utama dalam perputaran ekonomi.

Setiap tahunnya, Ramadan dan Lebaran menjadi momen penting yang mendorong lonjakan belanja masyarakat, baik untuk kebutuhan pokok, perjalanan, akomodasi, maupun hiburan. Peningkatan ini terjadi di berbagai sektor, mulai dari transportasi, perhotelan, kuliner, hingga ritel. Aktivitas ekonomi yang meningkat selama periode ini diyakini dapat memperkuat daya beli masyarakat dan menciptakan efek berantai bagi pertumbuhan ekonomi nasional.

Analis Mirae Asset Sekuritas, Nafan Aji Gusta, menyoroti tren konsumsi masyarakat yang selalu meningkat menjelang dan selama Lebaran, mencerminkan peran signifikan momen ini dalam mendorong perekonomian.

"Itu sebenarnya sudah dibuktikan secara historical dari sebelumnya. Jadi kita lihat saja misalnya; adanya peningkatan aktivitas belanja," kata Nafan, yang dikutip Kamis, 3 April 2025.

Baca juga: Alun-Alun Bogor dan Pantai Datuk Jadi Destinasi Favorit Libur Lebaran 2025

Selain aktivitas belanja, peningkatan mobilitas masyarakat selama arus mudik dan arus balik juga menjadi faktor utama yang mendorong konsumsi domestik. Lonjakan jumlah pemudik yang bepergian ke kampung halaman, serta wisatawan yang mengunjungi berbagai destinasi, berdampak langsung pada sektor transportasi, akomodasi, dan industri pendukung lainnya.

"Dalam tanda kutip misalnya di sejumlah kawasan wisata di daerah serta terjadi lonjakan peningkatan penumpang secara signifikan. Dalam hal aktivitas mudik dengan menggunakan kereta api. Serta terjadi peningkatan arus lalu lintas. Arus lalu lintas kendaraan bermotor khusus yang melalui jalan tol," jelasnya.

Menurut Nafan, peningkatan aktivitas ekonomi selama periode ini menciptakan efek positif yang lebih luas, terutama dalam mengoptimalkan konsumsi domestik. Lonjakan belanja yang terjadi dalam skala besar tidak hanya meningkatkan omzet pelaku usaha, tetapi juga memperkuat daya beli masyarakat secara keseluruhan.

"Tentunya ini juga merupakan suatu katalis positif. Di mana aktivitas konsumsi domestik itu benar-benar mengalami optimalisasi atau mengalami peningkatan yang optimum. Dengan memanfaatkan momentum bulan suci Ramadan maupun periode mudik Lebaran," tambahnya.

Dengan meningkatnya transaksi di berbagai sektor, pertumbuhan ekonomi nasional diprediksi akan mengalami penguatan yang cukup signifikan. Mobilitas tinggi selama libur Lebaran berpotensi mendorong geliat usaha, terutama di sektor perdagangan dan jasa.

"Hemat saya ini bisa mulai menggeliat ya. Hemat saya demikian. Mudah-mudahan saja nanti akan terefleksikan di hasil kinerja ekonomi di kuartal pertama khususnya," tutur Nafan.

Secara historis, dampak positif dari Ramadan dan Lebaran terhadap perekonomian umumnya lebih dominan pada kuartal kedua. Namun, dengan tingginya aktivitas konsumsi sejak awal tahun, efeknya diperkirakan sudah mulai terlihat pada kuartal pertama 2025.

"Tapi ini kan memang antara di kuartal pertama maupun di kuartal kedua memang seharusnya ada, bisa menghasilkan. Bisa mengalami perkembangan yang progresif kalau menurut saya dari sisi perekonomian domestik kita," pungkasnya.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(M Rodhi Aulia)