Ini Untungnya Perjanjian IEU-CEPA Buat Ekonomi RI

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto. MI/Insi Nantika Jelita

Ini Untungnya Perjanjian IEU-CEPA Buat Ekonomi RI

Insi Nantika Jelita • 24 September 2025 10:35

Bali: Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menegaskan salah satu fokus utama Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia–Uni Eropa (IEU-CEPA) adalah mendorong dan memudahkan pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM).

Pemerintah berupaya memberikan dukungan agar UMKM Indonesia dapat lebih mudah mengakses pasar Uni Eropa, termasuk melalui panduan ekspor yang lebih sederhana dan efisien. UMKM Indonesia disebut memiliki andalan pada produk kopi, kakao, serta berbagai produk usaha lainnya di benua biru.

"Dengan IEU-CEPA ini diharapkan akan memberikan semacam jendela atau panduan, bagaimana mereka, UMKM bisa mengekspor secara lebih mudah," kata Airlangga dalam konferensi pers penandatanganan penyelesaian substansial Perundingan IEU-CEPA di Sofitel Nusa Dua, Badung, Bali, dikutip Rabu, 23 September 2025.

Airlangga mengatakan selama ini bisnis UMKM kerap terkendala birokrasi yang cukup ketat. Melalui IEU-CEPA, diharapkan tersedia jalur khusus atau panduan yang memudahkan mereka mengekspor produk ke pasar Eropa.

Baca Juga :

Perjanjian IEU-CEPA Rampung, Tapi Implementasinya Baru 1 Januari 2027

(Penandatanganan Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia–Uni Eropa (IEU-CEPA). Foto: Dok istimewa)
 

Ia menekankan produk yang menjadi prioritas di sektor padat karya yang saat ini menyerap sekitar lima juta tenaga kerja, antara lain tekstil, apparel, makanan dan minuman, serta furniture. Selain itu, IEU-CEPA juga membuka peluang untuk produk bernilai tambah tinggi, termasuk mineral kritis.

Saat ini Indonesia telah menjalin kerja sama dengan investor Eropa di sektor mineral kritis, serta membahas kolaborasi dengan industri otomotif Eropa terkait pengembangan baterai dan kendaraan listrik (e-vehicle).

"Sektor ini menjadi salah satu minat utama Eropa di Indonesia," kata Airlangga.

Di bidang produk pertanian, Eropa disebut membutuhkan pasokan minyak kelapa sawit, sementara Indonesia membutuhkan investasi padat modal, transfer teknologi, serta inovasi pada industri berbasis rantai nilai, khususnya di sektor mineral kritis, energi terbarukan, dan otomotif. Untuk produk alkohol, mekanisme yang akan diberlakukan di Indonesia tetap melalui pengenaan cukai.

Kemudahan akses bagi UMKM

Dalam kesempatan sama, Komisioner Perdagangan dan Keamanan Ekonomi Komisi Eropa Maros Sefcovic menyampaikan, pihaknya senang dengan tercapainya perjanjian yang bersifat komprehensif tersebut.

Perjanjian ini mencakup berbagai aspek, mulai dari standar perlindungan, standar lingkungan, hingga komitmen bersama untuk mendorong kesejahteraan. Menurutnya, banyak perusahaan multinasional yang siap memanfaatkan peluang dari kesepakatan ini.

"Namun, yang juga sangat penting adalah memberikan dukungan konkret kepada UMKM, baik di Indonesia maupun di Eropa," tutur dia.

Saat ini, sudah ada sekitar 50 ribu UMKM Eropa yang mengekspor ke Indonesia, sementara jumlah dari sisi Indonesia diperkirakan jauh lebih besar. Karena itu, perjanjian ini akan memberikan dukungan berkelanjutan agar UMKM di kedua belah pihak semakin berkembang.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Eko Nordiansyah)