Pertemuan Menlu AS Marco Rubio dengan delegasi Rusia yang dimpina Menlu Sergei Lavrov. Foto: Anadolu
Fajar Nugraha • 18 February 2025 23:19
Riyadh: Delegasi Amerika Serikat (AS) dan Rusia bertemu untuk menyepakati pembentukan mekanisme konsultasi guna mengatasi berbagai masalah yang telah membebani hubungan bilateral. Hal ini diakui oleh Kementerian Luar Negeri AS.
Pembicaraan bilateral di ibu kota Saudi, Riyadh, yang bertujuan untuk menormalisasi operasi diplomatik, juga difokuskan pada upaya mengakhiri perang di Ukraina dan menjajaki kerja sama di masa mendatang terkait masalah geopolitik dan ekonomi.
“AS berkomitmen untuk menghentikan kekerasan dan memanfaatkan pengaruh globalnya untuk menyatukan negara-negara,” ujar Juru Bicara Kementerian Luar Negeri AS, Tammy Bruce, seperti dikutip Anadolu, Selasa 18 Februari 2025.
“Kami menekankan bahwa Presiden Donald Trump adalah satu-satunya pemimpin yang diposisikan untuk menjadi penengah perdamaian antara Ukraina dan Rusia. Hubungan Rusia-AS selama masa jabatan pertama Trump pada tahun 2017-2021 terlihat hangat,” imbuh Bruce.
Delegasi sepakat untuk menunjuk tim tingkat tinggi guna bekerja menuju penyelesaian berkelanjutan di Ukraina dan meletakkan dasar bagi kerja sama di masa mendatang di berbagai bidang, termasuk peluang ekonomi dan investasi.
Kedua pihak berjanji untuk tetap terlibat guna memastikan kemajuan.
Diskusi tersebut menyusul panggilan telepon Trump minggu lalu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin, yang menandai langkah menuju perbaikan hubungan dan persiapan untuk pertemuan puncak AS-Rusia yang potensial.
Diskusi yang diselenggarakan oleh Arab Saudi untuk mendukung dialog diplomatik tersebut, menandai pertemuan pertama antara diplomat Rusia dan AS sejak perang Ukraina dimulai pada 24 Februari 2022, hampir tiga tahun lalu.
Delegasi Rusia dipimpin oleh Menteri Luar Negeri Sergey Lavrov dan meliputi para pembantu presiden Yury Ushakov dan Kirill Dmitriev, serta kepala Dana Investasi Langsung Rusia.
Di pihak AS, Menteri Luar Negeri Marco Rubio memimpin delegasi, didampingi oleh Penasihat Keamanan Nasional Mike Waltz dan Steve Witkoff, utusan khusus untuk Timur Tengah.