Keseriusan Danantara Bantu Garuda 'Terbang Tinggi'

Ilustrasi, pesawat Garuda Indonesia. Foto: dok Metrotvnews.com

Keseriusan Danantara Bantu Garuda 'Terbang Tinggi'

Husen Miftahudin • 17 October 2025 21:58

Jakarta: Garuda Indonesia tengah memikul peran yang jauh melampaui sekadar fungsi komersial. Ia menjadi wajah diplomasi udara Indonesia; membuka akses ke wilayah terdepan, terluar, dan tertinggal (3T); serta menjembatani konektivitas ekonomi, logistik, dan sosial di seluruh penjuru Nusantara.

Permohonan penyertaan modal sebesar Rp30,31 triliun kepada Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara) menandai langkah strategis untuk mengamankan kesinambungan operasional dan transformasi Garuda.

Dalam konteks ini, dukungan terhadap Garuda tidak sekadar dimaknai sebagai keputusan investasi, melainkan bagian dari mandat negara untuk menjaga kedaulatan langit, memperkuat struktur industri penerbangan nasional, dan memastikan simbol negara tetap hadir dan berdaya saing di pentas internasional.

"Danantara menjalankan mandat ini bukan semata demi menyelamatkan Garuda Indonesia, tetapi demi menjaga kehormatan negara. Langkah ini bukan hanya strategis, melainkan juga mencerminkan komitmen terhadap masa depan kebanggaan nasional," ungkap analis kebijakan publik Hendri Satrio dikutip dari keterangan tertulis, Jumat, 17 Oktober 2025.

"Kita tidak memiliki pilihan lain selain memastikan Garuda tetap mengangkasa, lebih maju, lebih kompetitif, dan mampu bersaing secara sehat di tengah industri penerbangan global yang kian dinamis. Menjaga keberlangsungan Garuda Indonesia berarti menjaga simbol, marwah, dan kedaulatan kita sebagai bangsa," tambah dia.

Bisnis maskapai penerbangan sendiri bukanlah usaha yang mudah dijalankan, bahkan dalam kondisi ekonomi yang stabil. Dalam dua tahun terakhir, sejumlah maskapai besar di berbagai belahan dunia turut tumbang.

Jetstar Asia, anak usaha Qantas di Singapura, menutup operasinya pada Juli 2025. Air Belgium bangkrut pada April 2025 akibat tekanan biaya dan operasional. Flybe di Inggris kembali kolaps pasca-relaunch. Viva Air Colombia menghentikan operasinya pada Februari 2023 karena gagal merger dan lonjakan harga avtur. Di Brasil, Voepass Airlines kehilangan izin terbang karena masalah tata kelola dan keselamatan.

Fenomena ini memperkuat bukti negara-negara di dunia tetap memberikan dukungan pada flag carrier mereka bukan karena semata-mata mengejar keuntungan, tetapi karena perannya yang strategis. Flag carrier adalah wajah negara. Mereka membawa turis, pelaku bisnis, dan diplomasi luar negeri. Menjaganya adalah bagian dari menjaga daya saing nasional dan menjaga aliran devisa masuk.
 

Baca juga: Danantara Blak-blakan Banyak Petinggi BUMN Diisi Orang Asing
 

Suntikan modal bakal perbaiki struktur keuangan


Head of Research Kiwoom Sekuritas Indonesia Liza C. Suryanata memperkirakan suntikan modal Danantara akan memperbaiki struktur keuangan Garuda secara signifikan. "Ekuitas bisa meningkat menjadi sekitar USD350 juta, current ratio mencapai 1,5 kali, dan liabilitas berkurang melalui konversi pinjaman pemegang saham," jelas dia.

Rencana penyertaan modal mencakup dua skema, yakni setoran tunai dan konversi pinjaman pemegang saham menjadi saham baru. Garuda juga telah menyiapkan rencana alokasi penggunaan dana secara terstruktur, mulai dari kebutuhan operasional dan perawatan armada, penguatan modal anak usaha Citilink, ekspansi armada, hingga pelunasan utang pembelian bahan bakar.

Dengan langkah-langkah tersebut, sinyal pemulihan sudah mulai terlihat. Data semester I-2025 menunjukkan meskipun jumlah armada operasional masih terbatas, pendapatan rata-rata per armada meningkat 1,3 persen menjadi USD15,88 juta.

"Kinerja ini menjadi indikasi Garuda Indonesia tetap memiliki daya tahan bisnis dan akan mampu bangkit lebih cepat jika struktur pendanaannya diperkuat," tegas Liza.


(Wisma Danantara Indonesia. Foto: dok Danantara)
 

Restrukturisasi berkelanjutan


Sebelumnya, Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 15 Oktober 2025 menjadi momen penting dalam tahapan restrukturisasi Garuda. Dalam agenda tersebut, pemegang saham menyetujui susunan manajemen baru yang memperkuat dimensi tata kelola dan profesionalisasi, baik dari sisi kapasitas finansial, operasional, maupun transformasi budaya perusahaan.

Dua nama asing di jajaran direksi, Balagopal Kunduvara (Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko) dan Neil Raymond Mills (Direktur Transformasi), menjadi simbol keseriusan arah baru ini.

CEO Danantara Indonesia Rosan Roeslani menegaskan penempatan ekspatriat ini bukan kebetulan atau tren semata, melainkan keputusan strategis berbasis analisis kebutuhan dan manfaat jangka panjang.

"Ya memang ini berkaitan tentunya dengan ekspat yang kita tempatkan di dalam Garuda. Ya karena ini kita mau menunjukkan kita serius," ungkap Rosan. Ia menjelaskan figur-figur tersebut memiliki rekam jejak panjang di maskapai global seperti Singapore Airlines dan Iberia Airlines.

Kebijakan ini sejatinya bukan inisiatif parsial hanya untuk Garuda. Presiden Prabowo Subianto sendiri telah menyatakan regulasi sudah diubah untuk memberi ruang legal bagi warga negara asing (WNA) menempati posisi direksi di BUMN.

Pernyataan ini menandai terbukanya babak baru dalam profesionalisasi BUMN yang tidak hanya dilihat dari sisi efisiensi atau laba semata, melainkan dari kemampuan untuk menciptakan standar baru dalam kepemimpinan, kultur kerja, dan tata kelola korporat.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Husen Miftahudin)