Pedagang beras di Pasar Induk Beras Cipinang, Jakarta Timur. Foto: MI/Usman Iskandar.
Ihfa Firdausya • 12 August 2025 11:40
Jakarta: Ombudsman RI menemukan adanya penurunan signifikan omzet pedagang beras di Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC), Jakarta Timur. Anggota Ombudsman RI Yeka Hendra Fatika yang melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke PIBC, Senin, 11 Agustus 2025, mengungkapkan sejumlah pedagang mengeluhkan penurunan penjualan antara 20 persen hingga 50 persen sejak isu beras oplosan mencuat di publik.
Sidak Ombudsman RI dilakukan untuk memantau kondisi perdagangan beras di tengah polemik beras 'oplosan' yang belakangan ramai diperbincangkan
"Dari keterangan pedagang, misalnya mereka biasanya menjual 15 ton sampai 20 ton beras per hari, namun saat ini hanya 6 ton hingga 10 ton beras per hari," terang Yeka dalam keterangan resmi, Selasa, 12 Agustus 2025.
Berdasarkan data Pengelola Pasar Induk Beras Cipinang, perbandingan in-out beras di PIBC antara periode 1-10 Juli 2025 dan 1-10 Agustus 2025 terjadi penurunan beras yang masuk 22,97 persen dan yang keluar 20,84 persen.
Dari sisi harga, Ombudsman RI menemukan terjadi kenaikan harga beras di PIBC. Harga jual termurah Rp13.150 dan harga termahal Rp14.760. Rata-rata kenaikan harga beras sebesar Rp200 pada dua minggu terakhir.
Dampak dari penurunan penjualan juga dirasakan oleh tenaga kerja di sektor bongkar muat. Berdasarkan data Koperasi Jasa Pekerja Bongkar Muat PIBC, dari sekitar 1.200 anggota, sebanyak 80 persen tidak bekerja karena menurunnya volume pembelian beras di pasar induk tersebut.
"Situasi ini memerlukan perhatian serius pemerintah. Perlindungan terhadap konsumen harus berjalan beriringan dengan perlindungan terhadap keberlangsungan pelaku usaha dan pekerja," ujar Yeka.
Baca juga: Ombudsman RI: Beras Boleh Dioplos, Tapi Dikasih Keterangan Campurannya! |