Pasukan Israel masih melakukan serangan ke warga Gaza. Foto: Anadolu
Fajar Nugraha • 21 January 2025 17:02
Gaza: Seorang sniper atau penembak jitu Israel menembak dan membunuh seorang anak Palestina pada Senin 20 Januari 2025 dan melukai yang lain di Rafah tengah di Jalur Gaza. Insiden ini terjadi meskipun ada gencatan senjata dan kesepakatan pertukaran tahanan antara Israel dan Hamas.
Menurut kantor berita Palestina, Wafa, anak yang menjadi korban itu, Zakaria Hamid Yahya Barbakh, tewas di dekat Lapangan Al-Awda di Rafah tengah ketika pasukan Israel melepaskan tembakan.
“Seorang anak lainnya terluka saat mencoba mengambil jenazah Zakaria,” kata laporan Wafa, seperti dikutip Anadolu, Selasa 21 Januari 2025.
“Sebanyak dua warga Palestina, termasuk seorang anak, tewas, dan sembilan lainnya, di antaranya anak-anak, terluka sebelumnya oleh tembakan Israel di Rafah,” menurut laporan itu.
Sumber mengatakan kepada Anadolu bahwa tank-tank Israel melanggar zona penyangga dan melepaskan tembakan hebat ke warga sipil. Sumber tersebut mengatakan militer maju 850 meter ke daerah tersebut, melampaui batas 700 meter yang disepakati dalam perjanjian gencatan senjata.
Pembunuhan itu menandai pelanggaran signifikan terhadap gencatan senjata. Tidak ada komentar yang dikeluarkan dari otoritas Gaza, mediator gencatan senjata di Mesir, Qatar dan AS, atau pejabat Israel.
Sebelumnya pada hari Senin, sumber medis di Rumah Sakit Eropa Gaza di Khan Younis melaporkan bahwa tiga warga Palestina terluka ketika pesawat nirawak Israel menjatuhkan alat peledak di dekat rumah mereka di Rafah timur.
Para saksi mata mengonfirmasi bahwa pasukan Israel yang ditempatkan di sepanjang perbatasan timur Rafah telah mencegah penduduk mendekati zona penyangga, sesuai dengan perjanjian gencatan senjata.
Warga Palestina yang mengungsi mulai kembali ke Rafah pada hari Minggu setelah serangan darat militer Israel, yang dimulai pada tanggal 6 Mei.
Berdasarkan gencatan senjata, zona penyangga meliputi tanah Palestina yang dikuasai secara militer oleh Israel, tanpa rencana yang jelas untuk penarikan, sehingga menimbulkan kekhawatiran tentang pelanggaran jangka panjang dan ketidakstabilan
Perjanjian gencatan senjata mulai berlaku pada hari Minggu, dengan tahap pertama ditetapkan berlangsung selama 42 hari, di mana negosiasi akan dilakukan pada tahap kedua dan ketiga, yang dimediasi oleh Mesir, Qatar dan AS.
Berdasarkan perjanjian tersebut, Hamas membebaskan tiga wanita Israel dengan imbalan 90 tahanan Palestina, yang sebagian besar adalah wanita dan anak-anak.
Hampir 47.000 warga Palestina telah tewas, sebagian besar adalah wanita dan anak-anak, dan lebih dari 110.700 orang terluka dalam perang genosida Israel di Gaza sejak 7 Oktober 2023, menurut otoritas kesehatan setempat.???????
Serangan Israel telah menyebabkan lebih dari 11.000 orang hilang, dengan kerusakan yang meluas dan krisis kemanusiaan yang telah merenggut nyawa banyak orang tua dan anak-anak dalam salah satu bencana kemanusiaan global terburuk yang pernah ada.
Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) mengeluarkan surat perintah penangkapan pada bulan November untuk Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanannya Yoav Gallant atas kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza.
Israel juga menghadapi kasus genosida di Mahkamah Internasional atas perangnya di daerah kantung tersebut.