Kebijakan Bulog Serap Beras daripada Gabah Rugikan Petani

Gedung Bulog. Foto: MI/Adam Dwi

Kebijakan Bulog Serap Beras daripada Gabah Rugikan Petani

Naufal Zuhdi • 19 January 2025 16:46

Jakarta: Kebijakan Bulog yang lebih memprioritaskan penyerapan beras daripada gabah berpotensi merugikan petani.
 
"Dengan membeli beras, bukan gabah, Bulog melewatkan kesempatan untuk membantu petani mendapatkan harga layak. Petani terpaksa menjual gabah mereka kepada tengkulak dengan harga murah, sementara nilai tambah justru dinikmati oleh pihak lain,” kata Ketua Umum Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Yadi Sofyan Noor dalam keterangan tertulis yang dilansir dari Media Indonesia, Minggu, 19 Januari 2025.
 
Langkah Bulog yang menyerap beras juga dikhawatirkan memperlemah semangat petani dalam berproduksi.
 
“Jika petani merasa kerja keras mereka tidak dihargai, produktivitas sektor pertanian bisa terancam. Bagaimana kita bisa mencapai swasembada pangan jika petani terus dirugikan?," imbuh dia.
 
Yadi pun menyampaikan keuntungan strategis yang bisa diperoleh Bulog jika menyerap gabah, di antaranya gabah lebih mudah disimpan dalam jangka waktu panjang, sementara kualitasnya dapat diolah menjadi beras dengan standar yang lebih baik. Hal ini juga memberi Bulog kendali penuh atas proses pengolahan dan distribusi beras.
 
Yadi mengingatkan Presiden Prabowo Subianto telah memberikan arahan agar Bulog menyerap gabah di seluruh Indonesia tanpa terkecuali, sebagai bagian dari upaya mempercepat swasembada pangan.
 
Baca juga: 

Khawatir Gudang Gak Muat, Bulog Cari Partner Tampung Hasil Panen Raya



Ilustrasi petani. Foto: MI
 

Keberlanjutan ketahanan pangan nasional

 
Kebijakan yang lebih berpihak pada petani bukan hanya tentang stabilitas harga, tetapi juga tentang keberlanjutan ketahanan pangan nasional.
 
“Pertanyaannya, Bulog sebenarnya membela siapa? Kebijakan ini harus dikoreksi untuk memastikan petani sebagai ujung tombak ketahanan pangan tetap mendapatkan perlindungan dan dukungan yang mereka butuhkan,” tutur dia.
 
Sebelumnya, Sekretaris Perusahaan Perum Bulog, Arwakhudin Widiarso mengatakan bahwa perum Bulog telah menargetkan penyerapan beras dari petani sebanyak 1,4 juta ton pada puncak panen raya di Maret-April mendatang.
 
Adapun sesuai penugasan Badan Pangan Nasional (Bapanas) Bulog diminta menyerap 2 juta ton beras petani.
 
Sebelumnya, Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi juga menargetkan Bulog untuk menyerap beras petani sebanyak 2,5 juta sampai 3 juta ton. Target ini sejalan dengan penetapan harga terbaru pembelian HPP untuk GKP di tingkat petani.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Annisa Ayu)