Menlu Rusia Tolak Seruan Gencatan Senjata Tanpa Syarat dari Ukraina

Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov. Foto: Viory

Menlu Rusia Tolak Seruan Gencatan Senjata Tanpa Syarat dari Ukraina

Fajar Nugraha • 22 May 2025 10:54

Yerevan: Menteri Luar Negeri Rusia, Sergey Lavrov menyatakan bahwa Moskow tidak akan menyetujui gencatan senjata tanpa syarat dengan Ukraina, meski ada tekanan dari Presiden Prancis Emmanuel Macron dan Perdana Menteri Inggris Keir Starmer.

Berbicara di hadapan mahasiswa di Universitas Rusia-Armenia di Yerevan pada Rabu 21 Mei 2025, Lavrov menegaskan bahwa Rusia tidak lagi mempercayai niat Ukraina, mengingat pengalaman sebelumnya di mana jeda perang digunakan Kyiv untuk memperkuat senjata dan melancarkan serangan baru terhadap Rusia.

“Ketika sekarang kami disuruh, ‘Mari kita gencatan senjata dulu, baru kita lihat nanti,’ kami jawab, ‘Tidak. Kami sudah pernah mengalami ini, dan tidak ingin mengulanginya,’” kata Lavrov, seperti dikutip Anadolu, Kamis 22 Mei 2025.

Lavrov juga menuding Uni Eropa turut memperburuk konflik dengan terus memasok senjata kepada Ukraina. Ia menyebut Macron dan Starmer sebagai dua pemimpin Barat yang mendorong Kyiv ke jalur konfrontatif yang makin dalam.

Meski menolak gencatan senjata tanpa prasyarat, Lavrov mengklaim bahwa Moskow dan Washington memiliki kesamaan pandangan soal pentingnya menyusun parameter yang jelas untuk penyelesaian jangka panjang di Ukraina.

Namun, ia menegaskan bahwa kesepakatan hanya akan terjadi jika Ukraina menunjukkan komitmen nyata, bukan sekadar taktik pengalihan.

Dalam kesempatan itu, Lavrov juga menanggapi pertanyaan terkait ketegangan dalam hubungan Rusia dan Armenia, menyusul keinginan Yerevan untuk menjalin hubungan lebih erat dengan Uni Eropa dan NATO, langkah yang bertentangan dengan keanggotaannya di Uni Ekonomi Eurasia dan Organisasi Perjanjian Keamanan Kolektif (CSTO) yang dipimpin Rusia.

Lavrov menyebut bahwa kedua negara kini tengah menjalani diskusi terbuka dan saling transparan.

“Kami sudah kembali ke titik saling percaya dan kini fokus pada pertukaran yang faktual,” ujarnya.

Setelah pidato tersebut, Lavrov mengadakan pertemuan dengan Perdana Menteri Armenia Nikol Pashinyan dan Presiden Vahagn Khachaturyan. Pashinyan menyampaikan penilaian positif atas hubungan bilateral dengan Moskow tahun ini, sementara Lavrov menegaskan bahwa Rusia dan Armenia tetap menjadi sekutu dan mitra strategis.

(Muhammad Reyhansyah)

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Fajar Nugraha)