Mantan PM Israel: Kejahatan Perang Terjadi Tiap Hari di Gaza dan Tepi Barat

Israel melakukan kejahatan perang di Gaza dan Tepi Barat. Foto: EFE-EPA

Mantan PM Israel: Kejahatan Perang Terjadi Tiap Hari di Gaza dan Tepi Barat

Fajar Nugraha • 22 May 2025 12:36

Tel Aviv: Pada Rabu, 21 Mei 2025, mantan Perdana Menteri Israel, Ehud Olmert, menyatakan bahwa Israel telah melakukan kejahatan perang setiap hari di Jalur Gaza dan wilayah Tepi Barat yang didudukinya.

Dalam sebuah wawancara dengan lembaga penyiaran publik Israel KAN, Olmert mengecam pernyataan anggota pemerintahan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu -,termasuk Menteri Keuangan, Bezalel Smotrich,- yang menyerukan agar desa Huwara di Tepi Barat utara dibakar.

Ia mengatakan bahwa siapapun yang menyerukan pembakaran desa berarti menyerukan genosida.

“Kejahatan perang tidak hanya terjadi di Gaza. Kejahatan itu terjadi setiap hari di Tepi Barat oleh orang Israel, tanpa campur tangan dari polisi atau tentara—mungkin karena mereka menutup mata,” tambah Olmert.

Olmert juga mengkritik genosida di Gaza oleh Israel dengan menyebutnya sebagai "perang politik tanpa tujuan" yang tidak akan membawa pulang sandera mana pun dan hanya akan menyebabkan hilangnya lebih banyak nyawa tentara Israel.

Israel sendiri memperkirakan bahwa terdapat 58 sandera yang masih ditahan di Gaza, termasuk 20 orang yang diyakini masih hidup. Sekitar 250 orang disandera dalam serangan Hamas pada 7 Oktober 2023. 

Banyak dari mereka yang dibebaskan dalam gencatan senjata selama seminggu pada bulan November lalu dan selama fase gencatan senjata 42 hari pada Januari yang justru dibatalkan oleh Israel pada Maret.

Sementara itu, lebih dari 10.100 warga Palestina diketahui masih ditahan Israel. Mereka menghadapi penyiksaan, kelaparan, dan pengabaian medis, menurut laporan hak asasi manusia Palestina dan Israel.

Olmert menyoroti pemerintah Israel karena gagal mengutuk retorika ekstremis dengan mengatakan, "tak ada yang terkejut ketika kepala Dewan Daerah Samaria menyerukan genosida, atau ketika para menteri berteriak: 'Jangan biarkan anak-anak di Gaza tetap hidup.'"

Ia menganggap pemerintah Israel bertanggung jawab atas tindakan militernya yang menurut Olmert mengorbankan banyak korban tak berdosa. Pada hari Rabu, Olmert juga mengatakan kepada BBC bahwa ribuan warga Palestina tengah dibunuh, dan menggambarkan tindakan Israel sebagai sesuatu yang hampir merupakan kejahatan perang.

Komentarnya memicu reaksi keras dari Menteri Luar Negeri Israel, Gideon Sa'ar, yang mengkritik Olmert dan pemimpin oposisi Yair Golan dari Partai Demokrat.

"Yair Golan, Ehud Olmert, dan yang lainnya berpartisipasi dalam kampanye politik, perang narasi, seta pertempuran hukum melawan Israel dan tentaranya,” tulis Sa’ar di aplikasi X.

Pada hari Selasa, Golan diketahui mengecam tindakan Israel di Gaza dengan mengatakan bahwa negara yang “waras” tidak akan melakukan perang terhadap warga sipil, membunuh anak-anak, dan melakukan penggusuran. Ia memperingatkan dalam sebuah wawancara dengan KAN bahwa Israel berisiko menjadi "negara paria" kecuali jika akhirnya mereka bertindak sebagai “negara yang waras”.

Sementara itu, terdapat sekitar 969 warga Palestina telah tewas dan lebih dari 7.000 lainnya terluka dalam serangan Israel di wilayah Tepi Barat yang didudukinya sejak perang Gaza pada bulan Oktober 2023, menurut Kementerian Kesehatan Palestina.

Di Gaza sendiri, Israel telah menewaskan lebih dari 53.000 warga Palestina yang sebagian besarnya adalah wanita dan anak-anak. 

Mahkamah Internasional menyatakan bahwa kedudukan Israel selama puluhan tahun atas tanah Palestina sebagai tindakan yang ilegal dan menuntut evakuasi semua pemukiman di Tepi Barat serta Yerusalem Timur.

(Nada Nisrina)

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Fajar Nugraha)