Paling 'Gercep' Negosiasi Tarif Trump, AS Puji Langkah Indonesia

Menkeu Sri Mulyani Indrawati bersama Menko Perekonomian. Foto: Tangkapan layar.

Paling 'Gercep' Negosiasi Tarif Trump, AS Puji Langkah Indonesia

Husen Miftahudin • 25 April 2025 15:58

Jakarta: Amerika Serikat (AS) memuji langkah Pemerintah Indonesia yang langsung mengambil langkah gerak cepat (gercep) dalam melakukan negosiasi dagang bilateral dengan AS, sebagai respons atas kebijakan tarif impor barang yang ditetapkan Presiden AS Donald Trump.

Negosiasi perdagangan ini sendiri lantaran AS mengenakan tarif resiprokal (timbal balik) kepada Indonesia sebesar 32 persen, meskipun belum diberlakukan karena Trump menunda implementasi tarif tersebut selama 90 hari yang dimulai sejak 9 April 2025.

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menjelaskan, Indonesia menjadi salah satu negara yang dinilai responsif dan proaktif dalam menghadapi dinamika kebijakan perdagangan global, termasuk upaya reformasi Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) yang kini menjadi fokus AS.

Pemerintah Indonesia disebut sebagai 'first mover' dalam proses negosiasi. Hal ini menandai peran aktif dan kesiapan Indonesia dalam membangun kerja sama yang saling menguntungkan.

"Dalam konteks bilateral antara Indonesia dan Amerika mendapatkan apresiasi atas repons untuk berdialog dan untuk melakukan negosiasi. Kemudian kedua yang dihargai adalah proposal Indonesia yang disampaikan Menko Perekonomian Pak Airlangga, termasuk proposal yang paling lengkap dan detail yang menggambarkan suatu kerja sama yang saling menguntungkan," ucap Sri Mulyani dalam Konferensi Pers Perkembangan Lanjutan Negosiasi Perdagangan Indonesia-AS secara daring, Jumat, 25 April 2025.

Indonesia sendiri telah menempuh berbagai jalur diplomasi, mulai dari United States Trade Representative (USTR), Departemen Perdagangan, hingga Departemen Keuangan AS, untuk memperkuat posisi dalam negosiasi bilateral terkait kebijakan tarif resiprokal dan perlindungan industri dalam negeri.

Bendahara Negara itu menegaskan, langkah-langkah reformasi dan deregulasi yang dilakukan Indonesia juga sejalan dengan arahan Presiden RI Prabowo Subianto dan menjadi bagian dari upaya memperkuat ekonomi nasional di tengah ketidakpastian global.

"Hal tersebut juga sekaligus bisa memecahkan masalah baik masalah bilateral maupun masalah global. Jadi ini adalah sebuah pengakuan dari Amerika Serikat terhadap langkah-langkah yang dilakukan oleh Indonesia," tutur Sri Mulyani.
 

Baca juga: Indonesia Enggan Bahas 'Barang KW' Mangga Dua dalam Negosiasi Dagang dengan AS


(Ilustrasi bendera Amerika Serikat. Foto: Xinhua. Liu Jie)
 

Dorong perdagangan yang adil


Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menambahkan, sikap proaktif Indonesia dianggap menjadi salah satu negara dengan pendekatan paling awal dan komprehensif oleh pihak AS. Hal ini memberi keuntungan tersendiri dalam proses negosiasi.

Dalam lanskap global yang semakin kompetitif, tegas Airlangga, Indonesia berupaya memastikan posisinya sebagai mitra dagang yang diperhitungkan dengan terus mendorong perdagangan yang adil dan berkelanjutan.

"Indonesia adalah salah satu yang pertama merespons (kebijakan tarif Trump), tentunya ada keuntungan bagi Indonesia karena ini sebagai salah satu early mover advantage yang bisa menjadi salah satu referensi bagi Amerika," kata Airlangga.

Ia menyampaikan, kerja sama ekonomi yang ditawarkan Indonesia bukanlah 'zero-sum game' (situasi yang hanya menguntungkan satu pihak dan merugikan pihak lainnya), melainkan kesempatan untuk tumbuh bersama. "Tentu kita mendorong perdagangan yang fair, adil, baik itu di level bilateral maupun multilateral," terang Airlangga.

"Jadi tentu ini bukan dalam tanda petik zero-sum game, dan ekonomi diharapkan bisa tumbuh sehingga pengalihan daripada impor untuk komoditi dari negara tertentu tentunya ada komoditi lain yang Indonesia bisa tingkatkan selanjutnya," sambung dia.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Husen Miftahudin)