Menteri Wihaji Soroti Tingginya Childfree di  Jakarta

Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Mendukbangga)/Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Wihaji. Foto: Dok Metrotvnews.com

Menteri Wihaji Soroti Tingginya Childfree di Jakarta

Eko Nordiansyah • 5 February 2025 12:52

Jakarta: Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Mendukbangga)/Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Wihaji menyoroti tren kenaikan kasus childfree atau pilihan tidak memiliki anak bagi warga Jakarta. Menurut Wihaji fenomena ini berbahaya dan harus menjadi perhatian serius semua pihak.

"Kalau pertumbuhan penduduk kurang juga berbahaya. Contoh Jepang dan Korea Selatan pertumbuhannya sudah minus. Kita di DKI agak lumayan pertumbuhannya. Tapi sudah mulai ada bibit-bibit mengarah ke minus, ini kalau tidak diperhartikan bahaya," ujar Wihaji saat berbincang dengan Metrotvnews.com dilansir, Rabu, 5 Februari 2025.

Trends kenaikan childfree di Jakarta ini kata dia tak bisa diabaikan. Sebab kasus ini akan berdampak pada pertumbuhan bahkan memperburuk perekonomian Indonesia.

"Sebanyak 71 ribu perempuan Indonesia menginginkan childfree. Ingin menikah tapi tidak ingin punya anak. Ini kalau dibiarkan, saya pribadi mengatakan ini akan merepotkan suatu saat nanti. Karena kita akan seperti Jepang," kata dia.
 

Baca juga: 

Budiman Sudjatmiko: Rencana Induk Pengentasan Kemiskinan Sudah 90%



(Kunjungan Metrotvnews.com ke Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Mendukbangga)/Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (KKBN) Wihaji)

Data Badan Pusat Statistik (BPS) 2023 menunjukkan pulau Jawa menjadi wilayah dengan perempuan terbanyak hidup childfree. Sebagian besar berdomisili di DKI Jakarta, Jawa Barat, hingga Banten. Masing-masing melaporkan kasus melampaui 10 persen pada 2022.

Wihaji menjelaskan prediksi kependudukan pada 2070, jumlah penduduk Indonesia sudah mentok. "Berdasarkan analisa antara kelahiran dan kematian, ia menyebut jumlah penduduk sudah nol pada 2070.

"Kira-kira sudah enggak bisa berkembang lagi kemudian akan mulai turun. Pertanyaan kedua aging population kita (lansia) kita itu sekarang udah 11,7 persen, artinya kalau itu enggak diperhatikan itu juga akan jadi masalah pada tahun 2045," ungkapnya.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Eko Nordiansyah)