Riza Aslam Khaeron • 31 January 2025 14:25
Stockholm: Salwan Momika, pria asal Irak yang dikenal luas karena aksi pembakaran Al-Quran di Swedia, tewas ditembak di Södertälje pada Rabu, 29 Januari 2025. Insiden ini terjadi saat ia sedang melakukan siaran langsung di TikTok. Polisi Swedia mengonfirmasi bahwa lima orang telah ditangkap terkait dengan pembunuhan tersebut.
Profil Singkat Salwan Momika
Nama Lengkap |
Salwan Sabah Matthew Momika |
Tanggal Lahir |
23 Juni 1986 |
Tempat Lahir |
Qaraqosh, Irak |
Tanggal Kematian |
29 Januari 2025 |
Tempat Kematian |
Sodertalje, Swedia |
Penyebab Kematian |
Ditembak saat siaran langsung TikTok? |
Kebangsaan |
Asyur, Irak |
Dikenal Sebagai |
Aktivis anti-Islam, pembakar Al-Quran? |
Latar Belakang |
Eks anggota milisi PMF Irak, pindah ke Swedia pada 2018 sebagai pencari suaka? |
Latar Belakang Agama |
Dibaptis dalam Katolik Siria, kemudian menjadi ateis? |
Latar Belakang Salwan Momika
Salwan Momika lahir pada 23 Juni 1986 di Qaraqosh, Irak, dan merupakan etnis Asyur. Ia dibesarkan dalam tradisi Katolik Siria sebelum kemudian menjadi aktivis anti-Islam. Melansir SVT, Jumat, 31 Januari 2025, Momika sempat bergabung dengan Pasukan Mobilisasi Populer (PMF), sebuah kelompok paramiliter yang berafiliasi dengan Iran dan berperang melawan ISIS selama perang di Irak.
Dikutip dari Arab News, Jumat, 31 Januari 2025, Momika mengklaim dirinya sebagai “pelindung Swedia dari ancaman Islam” dan pernah berteriak, “Ini negara saya. Saya akan melindungi Swedia dari buku ini”, merujuk pada Al-Quran.
Pada tahun 2018, Momika datang ke Swedia sebagai pencari suaka. Melansir SVT, Ia diberikan izin tinggal sementara selama tiga tahun pada April 2021, tetapi setelah insiden pembakaran Al-Quran pertama yang ia lakukan, Badan Migrasi Swedia mempertimbangkan pencabutan izin tinggalnya
Aksi Pembakaran Al-Quran dan Dampaknya
Nama Salwan Momika mulai dikenal dunia setelah ia menggelar demonstrasi yang melibatkan pembakaran dan penghinaan terhadap Al-Quran. Dikutip dari SVT, Jumat, 31 Januari 2025, aksinya menimbulkan krisis diplomatik antara Swedia dan negara-negara Muslim serta meningkatkan ancaman keamanan bagi Swedia.
Dalam wawancaranya dengan SVT pada 27 Oktober 2023, Momika menegaskan bahwa ia akan terus melakukan aksinya “sampai buku ini dilarang”, merujuk pada Al-Quran. Pernyataannya menuai kecaman luas dan menyebabkan berbagai protes internasional.
Dikutip dari Arab News, setelah membakar Al-Quran di depan masjid di Stockholm, Momika mengatakan “Saya ingin semua orang menginjak buku ini”. Pernyataannya semakin memperkeruh ketegangan antara Swedia dan negara-negara Muslim.
Kontroversi dan Ancaman terhadap Keselamatannya
Setelah serangkaian aksinya, Momika menerima berbagai ancaman terhadap nyawanya. Melansir SVT, ia pernah menghubungi polisi setelah merasa diancam oleh seseorang yang merekamnya di tempat umum.
Sebelum kematiannya, ia juga menghadapi proses hukum di Swedia dan tengah menunggu keputusan terkait statusnya di negara tersebut. Dikutip dari SVT, Jumat, 31 Januari 2025, pemerintah Swedia telah memutuskan untuk mendeportasinya, tetapi eksekusi deportasi ditunda karena adanya ancaman terhadap dirinya di Irak.
Dikutip dari Arab News, pakar politik Jerry Maher mengatakan bahwa “Momika telah mengeksploitasi Islamofobia untuk mendapatkan suaka dan perlindungan di Swedia”. Namun, banyak pihak mempertanyakan motif sebenarnya di balik tindakannya.
Pembunuhan yang Disiarkan Langsung
Pada Rabu, 29 Januari 2025, sekitar pukul 23.00 waktu setempat. Momika tewas ditembak dalam insiden yang terekam langsung dalam siaran TikTok. Dikutip dari SVT, ia ditembak saat berada di balkon apartemennya di Hovsjo, Sodertalje.
Polisi Swedia segera melakukan penyelidikan dan menangkap lima tersangka yang diduga terlibat dalam pembunuhan ini. Motif di balik pembunuhan ini masih dalam penyelidikan lebih lanjut.
Dunia internasional kini menyoroti kasus ini, dengan beberapa pihak menyatakan bahwa kematiannya adalah akibat dari tindakan provokatifnya sendiri, sementara yang lain menilai ini sebagai serangan terhadap kebebasan berbicara.
Penyelidikan terhadap insiden ini masih berlangsung, dan pihak berwenang Swedia diharapkan segera merilis laporan resmi terkait motif serta jaringan yang terlibat dalam pembunuhan ini.