SPPG di Gunungkidul Diberhentikan

BGN dan sejumlah pejabat kementerian saat mengecek MBG pada salah satu SPPG di Kabupaten Sleman. Metrotvnews.com/ Ahmad Mustawim

SPPG di Gunungkidul Diberhentikan

Ahmad Mustaqim • 29 September 2025 12:04

Gunungkidul: Salah satu Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), ditutup oleh Badan Gizi Nasional (BGN). Penutupan itu diduga imbas terjadinya keracunan makan bergizi gratis (MBG) dari SPPG tersebut.

Pemberhentian itu diputuskan melalui surat bernomor 537/D.TWS/09/2025 tertanggal 27 September 2025. Surat itu tertera perihal Pemberhentian Operasional SPPG Gunungkidul Semin Sumberejo. 

Surat yang ditandatangani Deputi Bidang Pemantauan dan Pengawasan, Direktur Pemantauan dan Pengawasan Wilayah II BGN, Albertus Dony Dewantoro tertulis dasar pemberhentian dilakukan setelah adanya pengaduan dari Kepala SPPG Gunungkidul Semin Sumberejo melalui Kepala Regional DI Yogyakarta tentang Dugaan Keracunan pada 15 September 2025. Pihak BGN kemudian melakukan investigasi singkat di lapangan dan laporan dari kepala regional. 

"Sehubungan dasar tersebut di atas, dalam rangka investigasi dan menunggu hasil pemeriksaan laboratorium dari Dinas Kesehatan dan BPOM, untuk sementara SPPG Gunungkidul Semin Sumberejo dihentikan operasionalnya sampai batas waktu yang tidak ditentukan," demikian bunyi surat tersebut dikutip Senin, 29 September 2025. 
 

Baca: Pemprov Lampung Hentikan Sementara Operasi SPPG
 
Surat itu juga dilembuakan ke sejumlah pihak, di antaranya Kepala Badan Gizi Nasional; Wakil Kepala Badan Gizi Nasional; Sekretaris Utama Badan Gizi Nasional; Inspektorat Utama Badan Gizi Nasional; serta para Deputi Badan Gizi Nasional.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Gunungkidul, Ismono mengatakan uji laboratorium dilakukan terhadap sampel sisa makanan dan muntahan siswa yang mengonsumsi MBG. Hasilnya, ditemukan tiga jenis mikroorganisme penyebab keracunan, yakni bakteri klebsiella pneumoniae yang ditemukan pada nasi, telur saus mentega, brokoli, wortel rebus, semangka, dan muntahan siswa. Bakteri itu diperkirakan masuk melalui bahan makanan yang belum dicuci bersih atau air yang telah terkontaminasi.

"Hasil uji dari BLKK (Balai Laboratorium Kesehatan dan Kalibrasi) ditemukan beberapa jenis bakteri ditemukan dalam sampel yang dianalisis, baik dari makanan siswa maupun dari dapur penyedia makanan," ujarnya. 

Selain itu, juga ditemukan bakteri staphylococcus aureus pada sampel buah semangka dan muntahan. Imbas mengonsumsinya yakni mual, muntah, sakit perut, diare, dan keletihan. Bakteri itu diduga karena makanan tak diproses higienis. 

Kemudian, ada juga pemeriksaan sampel makanan dari dari SPPG. Hasilnya ditemukan bakteri Bacillus cereus yang pada nasi dan tempe krispi, serta ditemukannya bakteri ecoli. 

 

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Deny Irwanto)