Laboratorium PYFA. Foto: Istimewa.
Jakarta: Perusahaan terkendali dari PT Pyridam Farma Tbk (PYFA), PYFA Australia Pty. Ltd secara resmi mengakuisisi 100 persen saham Probiotec Limited, perusahaan farmasi besar asal Australia. Pembelian atas 100 persen saham Probiotec Limited tersebut dilakukan dengan nilai transaksi sekitar 252 juta dolar Australia.
Chief Strategic Development Officer PYFA Widjanarko Brotosaputro mengatakan qkuisisi ini tidak hanya memperkuat posisi Pyridam Farma di pasar global, tetapi juga membuka peluang baru untuk ekspansi dan kerja sama di industri farmasi.
"Terutama untuk memperoleh akses kepada teknologi dan R&D yang lebih mumpuni, efisiensi operasional untuk memperoleh skala ekonomis yang lebih menguntungkan, dan akses kepada sumber daya dan fasilitas produksi yang lebih baik," tegas dia, Minggu, 22 Juni 2024.
Dia menegaskan langkah strategis ini menunjukkan komitmen Pyridam Farma untuk terus berkembang dan beradaptasi dengan dinamika industri farmasi global. Akuisisi Probiotec Limited adalah bagian dari strategi jangka panjang Pyridam Farma untuk meningkatkan kapabilitasnya dalam inovasi produk, penelitian, serta kerjasama dengan mitra global.
"Dengan jaringan dan pengalaman luas yang dimiliki Probiotec Limited, diharapkan dapat memberikan kontribusi signifikan terhadap pertumbuhan dan perkembangan Pyridam Farma ke depan," jelas dia.
Probiotec Limited merupakan salah satu perusahaan farmasi terbesar asal Australia dalam bidang manufaktur dan pengemasan yang bermitra dengan pemain besar global seperti Johnson & Johnson, Pfizer, iNova, Blackmores, dan lainnya untuk berbagai produk obat dan produk kesehatan konsumen lainnya.
kinerja PYFA
PT Pyridam Farma Tbk (PYFA) membukukan pendapatan sebesar Rp151 miliar pada kuartal I 2024. Pendapatan ini turun dibandingkan capaian periode yang sama pada kuartal I 2024 yang sebesar Rp164 miliar.
Penurunan pendapatan membuat PYFA alami rugi bersih pada kuartal 1 2024 sebesar Rp 45,3 miliar. Kerugian meningkat bila dibandingkan dengan periode yang sama di tahun 2023 yang mencetak kerugian sebesar Rp 12,3 miliar. Dengan demikian, rugi bersih per saham setara dengan Rp 84,69 per lembar.
Ekuitas PYFA sebesar Rp311 miliar atau menurun dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp357 miliar. Sementara itu utang perusahaan sebesar Rp1,6 triliun atau naik dari periode yang sama pada tahun lalu sebesar Rp1,16 triliun.