Menperin: Produk Manufaktur Tetap Mendominasi Capaian Ekspor RI

Ilustrasi industri manufaktur. Foto: MI

Menperin: Produk Manufaktur Tetap Mendominasi Capaian Ekspor RI

Husen Miftahudin • 16 February 2024 12:21

Jakarta: Industri pengolahan nonmigas masih menjadi sektor unggulan dalam memberikan kontribusi terhadap capaian kinerja ekspor nasional. Selama ini, sumbangsih pengapalan produk-produk manufaktur tetap menjadi yang tertinggi sehingga turut mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia.

"Industri manufaktur telah terbukti konsisten menjadi kontributor yang paling besar dalam memacu kinerja ekspor nasional. Oleh karena itu, kami terus bertekad untuk meningkatkan nilai ekspor produk manufaktur, termasuk menambah diversifikasi produknya, yang tentunya mempunyai daya saing dan nilai tambah tinggi," kata Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita dalam siaran pers, Jumat, 16 Februari 2024.

Agus menjelaskan, apabila capaian ekspor produk manufaktur semakin meroket, akan memperkuat neraca perdagangan sehingga dapat mendorong pertumbuhan ekonomi nasional. Maka itu perlu strategi yang adaptif, responsif, dan kolaboratif yang dilakukan secara terintegrasi.

"Apalagi, untuk menggenjot ekspor ini, Bapak Presiden telah membentuk Satgas Peningkatan Ekspor," tutur dia.

Tugas satgas tersebut, tertuang dalam Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 24 Tahun 2023 tentang Satuan Tugas Peningkatan Ekspor Nasional. Satgas ini terdiri dari Tim Pengarah yang diketuai oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, dan terdapat Tim Pelaksana.

"Untuk tugas tim pelaksana, antara lain adalah melakukan pengembangan sumber daya dan industri ekspor termasuk peningkatan produktivitas dan daya saing, serta menetapkan strategi peningkatan peran ekspor usaha mikro, kecil, dan menengah dengan mengintegrasikan ke dalam ekosistem penyedia ekspor nasional," papar Agus.

Kementerian Perindustrian juga tetap memiliki komitmen yang serius dalam menjalankan hilirisasi industri, dengan tujuan untuk meningkatkan nilai tambah sumber daya alam di Indonesia agar menjadi produk-produk yang memiliki nilai jual yang tinggi, baik untuk memenuhi kebutuhan pasar domestik maupun ekspor. Hilirisasi industri ini sejalan dengan tekad pemerintah untuk melarang ekspor bahan mentah.

"Hilirisasi industri menjadi kunci untuk mewujudkan Indonesia sebagai negara maju, yang juga sejalan dengan Visi Indonesia Emas Tahun 2045. Seperti yang Bapak Presiden Jokowi sampaikan bahwa sebuah negara dapat dikatakan sebagai negara maju, jika negara-negara lain telah memiliki ketergantungan terhadap suatu produk yang dihasilkan oleh negara maju tersebut," imbuh dia.

Baca juga: BPS: Nilai Ekspor Januari 2024 Turun Jadi USD20,52 Miliar
 

Ekspor sektor manufaktur sumbang 72,24%


Mengenai kinerja ekspor industri manufaktur nasional, Kemenperin mencatat, ekspor sektor manufaktur menembus USD186,98 miliar atau menyumbang 72,24 persen dari total nilai ekspor nasional sebesar USD258,82 miliar pada 2023.

"Di tengah kondisi dunia yang sedang tidak stabil, industri kita tetap agresif untuk memperluas pasar ekspornya. Ini menandakan produk manufaktur kita telah berdaya saing sehingga diakui dunia," sebut Agus.

Menperin menegaskan, realisasi ekspor industri manufaktur selama Januari-Desember 2023 tersebut melampaui target yang ditetapkan, yang sebelumnya diproyeksi sekitar USD186,40 miliar.

"Untuk 2024, kami menargetkan USD193,4 miliar. Kami optimistis bisa tercapai," ungkapnya.

Kinerja ekspor yang melaju tersebut berperan besar terhadap pembentukan neraca perdagangan industri manufaktur menjadi surplus sebesar USD17,39 miliar pada 2023. Ini artinya melanjutkan capaian surplus pada 2022 lalu.

Adapun lima sektor yang menjadi penyumbang paling besar terhadap capaian nilai ekspor industri manufaktur nasional sepanjang 2023, yakni industri logam dasar sebesar USD42 miliar; disusul industri makanan dan minuman (USD41,69 miliar); industri barang logam, komputer, barang elektronik, optik, dan peralatan listrik (USD18,12 miliar); industri kimia, farmasi dan obat tradisional (USD17,30 miliar), serta industri alat angkutan (USD13,12 miliar).

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Husen Miftahudin)