CIMB Niaga. Foto: CIMB Niaga.
Jakarta: PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA) melaporkan perolehan laba sebelum pajak konsolidasi (audited) sebesar Rp8,4 triliun pada 2023 atau naik sebesar 27 persen dalam setahun.
Presiden Direktur CIMB Niaga Lani Darmawan mengatakan kinerja ini mencerminkan konsistensi dalam menjaga ketahanan, agility, dan pendekatan yang berorientasi pada nasabah.
Hal ini dibuktikan dengan penurunan signifikan pada rasio kredit bermasalah (Gross Non Performing Loan NPL) yang turun dari 2,8 persen pada Desember 2022 menjadi dua persen pada Desember 2023.
"Seiring dengan dinamika perbankan dan keuangan, kami tetap menjaga komitmen terhadap prioritas strategis. Area fokus utama kami secara konsisten berfokus pada memperluas basis nasabah, meningkatkan portofolio CASA, memastikan peningkatan kualitas aset yang berkelanjutan, dan mendorong peningkatan perbankan digital," jelas Lani dalam keterangan tertulis, Kamis, 22 Februari 2024.
CIMB Niaga berusaha menjaga posisi permodalan dan likuiditas yang solid dengan capital adequacy ratio (CAR) dan loan to deposit ratio (LDR) masing-masing sebesar 24 persen dan 89,3 persen. Total Dana Pihak Ketiga (DPK) meningkat menjadi Rp235,9 triliun menunjukkan rasio current account and savings account (CASA) yang baik sebesar 63,9 persen.
"Hal tersebut terlihat 86 persen dari pembukaan deposito berjangka berasal dari digital channel. Di 2023, kami berhasil mempertahankan skor Net Promoter Score (NPS) sebesar 50 persen," jelas dia.
Jumlah pembiayaan naik 8,5 persen menjadi Rp213,4 triliun, terutama berasal dari pertumbuhan pada bisnis Corporate Banking diikuti Small Medium Enterprise (SME) dan Consumer Banking yang tumbuh.
"Kenaikan tertinggi di pembiayaan retail terutama dikontribusikan dari pertumbuhan Kredit Pemilikan Mobil (KPM) yang meningkat sebesar 15,7 persen," jelas dia.
Pembiayaan syariah capai Rp55,2 triliun
Di perbankan syariah, Unit Usaha Syariah (UUS) CIMB Niaga (CIMB Niaga Syariah) berhasil mempertahankan posisinya sebagai UUS terbesar di Indonesia, dengan total pembiayaan Rp55,2 triliun dan DPK sebesar Rp44,9 triliun.
"Sejalan dengan komitmen teguh kami terhadap program lingkungan hidup, kami telah berhasil mencapai sejumlah perkembangan signifikan pada 2023, termasuk mencatat pembiayaan kredit berwawasan lingkungan hidup sebesar Rp55,45 triliun, atau 25,97 persen dari keseluruhan pembiayaan kami," jelas dia.
Perusahaan juga telah memenuhi target penurunan emisi gas rumah kaca (GRK) Cakupan 1 dan 2 sebesar 22 persen dibandingkan dengan garis dasar emisi GRK 2019.
"Selain itu, kami telah melampaui target awal sebesar lima persen dengan mencapai pertumbuhan sebesar 17 persen dalam portofolio pembiayaan kelapa sawit berkelanjutan," tambah Lani.