Pemberontak Houthi Kembali Serang Kapal di Laut Merah

Kapal induk Angkatan Laut AS, USS Theodore Roosevelt dikirim ke Laut Merah. Foto: c7f.Navy

Pemberontak Houthi Kembali Serang Kapal di Laut Merah

Fajar Nugraha • 16 July 2024 16:33

Dubai: Dua serangan oleh pemberontak Houthi di Yaman menargetkan kapal-kapal di Laut Merah pada Senin saat kapal induk Amerika Serikat (AS) yang baru mendekati wilayah tersebut. Kedatangan kapal induk itu untuk memberikan keamanan bagi rute perdagangan internasional utama yang telah diserang sejak perang Israel-Hamas meletus sembilan bulan lalu.

Tiga kapal kecil milik Houthi, dua di antaranya berawak dan satu lagi tak berawak, menyerang MT Bently I yang berbendera Panama dan milik Israel di lepas pantai Al Hudaydah, Yaman, menurut otoritas Inggris dan Amerika.

"Kapal kecil tak berawak itu dilaporkan bertabrakan dengan kapal tersebut dua kali dan dua kapal kecil berawak itu menembaki kapal tersebut," lapor  United Kingdom Maritime Trade Operations (UKMTO) milik militer Inggris, seperti dikutip ABC News Selasa 16 Juli 2024.

"Kapal itu melakukan tindakan perlindungan diri, setelah 15 menit kapal kecil itu membatalkan serangan,” imbuh laporan UKMTO.

Kapten kemudian melaporkan tiga gelombang serangan rudal terpisah yang meledak di dekat kapal tersebut.

Kemudian pada Senin, dalam insiden terpisah di lepas pantai yang sama, MT Chios Lion, kapal tanker minyak berbendera Liberia dan milik Kepulauan Marshall, diserang oleh kendaraan udara Houthi tanpa awak, yang "menabrak sisi pelabuhan yang menyebabkan beberapa kerusakan dan asap tipis," kata UKMTO.

Kedua kapal dan semua awak dilaporkan selamat, kata UKMTO dalam sebuah peringatan kepada para pelaut.

Houthi bertanggungjawab

Senin malam, Houthi mengaku bertanggung jawab atas serangan terhadap Bently I dan Chios Lion. Selasa pagi, U.S. Central Command mengonfirmasi serangan tersebut dan mengidentifikasi nama dan bendera kapal.

"Perilaku sembrono yang terus berlanjut oleh Houthi yang didukung Iran ini mengancam stabilitas regional dan membahayakan nyawa para pelaut di Laut Merah dan Teluk Aden," kata pernyataan  U.S. Central Command.

"Houthi mengaku bertindak atas nama warga Palestina di Gaza, tetapi mereka menargetkan dan mengancam nyawa warga negara ketiga yang tidak ada hubungannya dengan konflik di Gaza,” imbuh mereka.

Pada Senin, U.S. Central Command mengatakan, pasukan AS menghancurkan lima kendaraan udara Houthi yang tidak berawak, tiga di atas Laut Merah dan dua di wilayah Yaman yang dikuasai Houthi.

Kapal induk USS Theodore Roosevelt mendekati Timur Tengah untuk menggantikan USS Dwight D. Eisenhower, yang menghabiskan waktu berbulan-bulan di Laut Merah untuk melawan Houthi.

Para pemberontak telah menargetkan lebih dari 70 kapal dengan menembakkan rudal dan pesawat nirawak dalam operasi mereka, menewaskan empat pelaut. Mereka merebut satu kapal dan menenggelamkan dua kapal sejak November.

Pada Juni, jumlah serangan Houthi terhadap kapal dagang meningkat ke tingkat yang tidak terlihat sejak Desember, menurut Joint Maritime Information Center (JMIC), sebuah koalisi yang diawasi oleh Angkatan Laut AS. Serangan udara yang dipimpin AS telah menargetkan Houthi sejak Januari, dengan serangkaian serangan pada tanggal 30 Mei menewaskan sedikitnya 16 orang dan melukai 42 lainnya, kata para pemberontak.

Kelompok Houthi menyatakan bahwa serangan mereka menargetkan kapal-kapal yang terkait dengan Israel, Amerika Serikat, atau Inggris, sebagai bagian dari dukungan pemberontak terhadap kelompok militan Hamas dalam perangnya melawan Israel. Namun, banyak kapal yang diserang memiliki sedikit atau tidak ada hubungan dengan perang tersebut, termasuk beberapa yang menuju Iran, yang mendukung kelompok Houthi.

Minggu lalu, kelompok Houthi mengatakan mereka meluncurkan rudal ke kapal kontainer berbendera AS di Teluk Aden, menandai apa yang diakui pihak berwenang sebagai serangan jarak jauh pemberontak terhadap kapal berbendera AS di dekat Laut Arab. JMIC mengidentifikasi kapal tersebut sebagai Maersk Sentosa. Maersk, sebuah perusahaan Denmark yang merupakan perusahaan pelayaran terbesar di dunia, mengonfirmasi kepada The Associated Press bahwa kapalnya telah menjadi sasaran.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Fajar Nugraha)