Hadapi Kenaikan Penjualan Ritel, Harga Minyak Masih Stabil

Ilustrasi kilang minyak. Foto: Pertamina.

Hadapi Kenaikan Penjualan Ritel, Harga Minyak Masih Stabil

Arif Wicaksono • 17 July 2024 09:32

New York: Harga minyak stabil di awal perdagangan Asia pada perdagangan Rabu, di tengah data-data ekonomi Amerika Serikat (AS) yang membaik.
 

baca juga: 

Harga Minyak Dunia Naik ke USD85,77/Barel


Minyak mentah berjangka brent turun 11 sen atau 0,1 persen menjadi USD83,62 per barel pada pukul 00.10 GMT. Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate AS juga turun 11 sen atau 0,1 persen menjadi USD80,65 per barel.

Minyak dunia masih sideways setelah penjualan ritel AS yang diterbitkan pada hari Selasa lebih baik dari perkiraan untuk Juni. Tidak termasuk otomotif, penjualan naik 0,4 persen.

Selain itu, investor yakin Federal Reserve akan menurunkan suku bunga pada akhir pertemuan September. Pelaku pasar saat ini memperkirakan peluang 100 persen penurunan suku bunga pada September, menurut CME FedWatch Tool, naik dari peluang 70 persen pada bulan lalu.

Meningkatnya kepercayaan terjadi setelah angka inflasi Juni yang lebih baik dari perkiraan dan ditambah dengan tanda-tanda penurunan lebih lanjut di pasar tenaga kerja.

Singkatnya, para ekonom dan investor menganggap data tersebut berarti bahwa The Fed akan mulai memotong suku bunga segera setelah inflasi turun mendekati target The Fed sebesar dua persen

Ketua Fed Jerome Powell mengatakan data terbaru telah menambah keyakinan bank sentral bahwa inflasi turun ke targetnya. Namun, Ketua The Fed menolak untuk merinci apa sebenarnya dampaknya terhadap pemotongan jadwal The Fed.

Melemahnya ekonomi Tiongkok dan naiknya dolar AS

Namun, tulis analis ANZ Bank Daniel Hynes, kekhawatiran terhadap permintaan di Tiongkok terus membebani sentimen. Data resmi menunjukkan ekonomi negara pengimpor minyak utama ini tumbuh 4,7 persen  pada kuartal kedua awal pekan ini, pertumbuhan paling lambat sejak kuartal pertama 2023.

Penguatan dolar AS juga membebani harga minyak. Indeks dolar sedikit lebih tinggi untuk sesi ketiga berturut-turut pada Rabu, membuat minyak lebih mahal bagi investor yang memegang mata uang lainnya. Kekhawatiran terhadap permintaan dan penguatan dolar mengimbangi tanda-tanda pengetatan pasokan di Amerika Serikat, produsen dan konsumen minyak terbesar di dunia.

Persediaan minyak mentah AS turun 4,4 juta barel dalam pekan yang berakhir 12 Juli.  Angka ini jauh dari asumsi analis yang disurvei oleh Reuters memperkirakan stok minyak mentah turun 33 ribu barel.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Arif Wicaksono)