Harga Minyak Berpotensi Naik di Tengah Penurunan Stok AS

Ilustrasi kilang minyak. Foto: Unsplash.

Harga Minyak Berpotensi Naik di Tengah Penurunan Stok AS

Arif Wicaksono • 19 July 2024 09:52

Texas: Harga minyak dunia terkoreksi pada pembukaan perdagangan hari ini. Minyak dunia terkoreksi dengan kenaikan laju mata uang dolar AS.
 

baca juga:

Kenaikan Permintaan AS Dorong Kenaikan Harga Minyak Dunia


Harga minyak turun pada Jumat, 19 Juli 2024, dengan minyak mentah Brent mengalami penurunan 51 sen menjadi USD84,50 per barel, dan minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) turun 72 sen menjadi USD82,10 per barel.

Harga minyak hari ini menunjukkan tren kenaikan yang tipis, setelah laporan dari Administrasi Informasi Energi AS (EIA) mengungkapkan penurunan stok minyak mentah AS yang lebih besar dari perkiraan.

Analis Dupoin Indonesia Andrew Fischer mengatakan peningkatan harga minyak ini disebabkan oleh beberapa faktor utama. Pertama, penurunan signifikan dalam stok minyak mentah AS sebesar 4,9 juta barel selama seminggu terakhir menjadi pendorong utama.

Dia menjelaskan penurunan ini jauh lebih besar daripada perkiraan awal yang hanya sebesar 30 ribu barel berdasarkan jajak pendapat Reuters, serta lebih tinggi dari laporan American Petroleum Institute yang menunjukkan penurunan 4,4 juta barel.

Penurunan stok minyak yang lebih besar dari perkiraan ini menunjukkan adanya permintaan yang kuat, yang pada akhirnya mendorong harga naik. Andrew Fischer mencatat data ini mencerminkan keseimbangan pasokan dan permintaan yang lebih ketat, yang memberikan dukungan bagi harga minyak untuk tetap berada pada tren kenaikan.

Selain faktor pasokan, Fischer juga menyoroti sentimen pasar yang didorong oleh prospek penurunan suku bunga yang akan datang di Amerika Serikat dan Eropa.

"Suku bunga yang lebih rendah biasanya menstimulasi daya beli dan, akibatnya, meningkatkan permintaan minyak. Dengan adanya ekspektasi penurunan suku bunga, pelaku pasar cenderung lebih optimis terhadap prospek permintaan minyak di masa depan," tegas dia.

Namun, Fischer juga mengingatkan bahwa meskipun tren kenaikan ini berpotensi berlanjut, volatilitas pasar tetap harus diperhatikan. Faktor-faktor geopolitik, seperti ketegangan di Timur Tengah atau kebijakan produksi dari Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC). Oleh karena itu, pelaku pasar perlu terus memantau berita dan analisis terkini untuk mengambil keputusan yang tepat.

Menahan laju minyak dunia

Namun sentimen penghambat kenaikan harga minyak datang dari Tiongkok yang merupakan importir minyak terbesar di dunia, mengakhiri rapat pleno ketiganya tanpa mengumumkan langkah-langkah stimulus ekonomi yang signifikan.

Analis ANZ Daniel Hynes menyoroti dampak dari sikap ekonomi RRT pada pasar komoditas. Selain itu, pertumbuhan ekonomi RRT yang lebih lambat dari yang diantisipasi sebesar 4,7 persen di kuartal kedua telah memicu kekhawatiran mengenai permintaan minyak di masa depan dari negara tersebut.

Dari sisi produksi, kelompok produsen OPEC+ diperkirakan tidak akan merekomendasikan perubahan pada kebijakan produksinya, termasuk rencana untuk mulai mengurangi pengurangan produksi minyak mulai Oktober, menurut tiga sumber yang mengetahui masalah ini.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Arif Wicaksono)