Ekonomi Tiongkok. Foto: Unsplash.
Beijing: Para pejabat tinggi Tiongkok berkumpul di Beijing pada pekan depan untuk membahas pertumbuhan ekonomi yang lesu.
Negara dengan perekonomian terbesar kedua di dunia ini sedang bergulat dengan krisis utang real estat, melemahnya konsumsi, populasi yang menua, dan ketegangan geopolitik di luar negeri.
Presiden Tiongkok Xi Jinping akan mengawasi sidang pleno ketiga Partai Komunis yang berkuasa, yang biasanya berlangsung setiap lima tahun pada Oktober, meskipun Beijing hanya memberikan sedikit petunjuk tentang apa yang mungkin akan dibahas.
Media pemerintah pada Juni akan mengkaji isu-isu terkait dengan pendalaman reformasi yang lebih komprehensif dan memajukan modernisasi Tiongkok.
Xi pada pekan lalu mengatakan Partai Komunis Tiongkok sedang merencanakan reformasi besar. Para analis berharap janji-janji tersebut akan menghasilkan dukungan yang sangat dibutuhkan bagi perekonomian.
"Ada banyak harapan Pleno Ketiga ini akan memberikan beberapa terobosan baru dalam kebijakan," kata Konsultan Gavekal Dragonomics yang berbasis di Beijing Andrew Batson, dilansir Business Times, Jumat, 12 Juli 2024.
Andrew menuturkan Pemerintah Tiongkok telah berjuang untuk menerapkan strategi ekonomi yang sukses sejak keluar dari pandemi ini.
Namun dia tak memperkirakan adanya penyimpangan mendasar dari arah yang telah ditetapkan Xi Jinping dengan swasembada teknologi dan keamanan nasional lebih penting daripada pertumbuhan ekonomi.
Kepala Ekonom Tiongkok di Nomura Ting Lu mengatakan pertemuan itu dimaksudkan untuk menghasilkan dan mendiskusikan ide-ide besar jangka panjang dan reformasi struktural daripada membuat penyesuaian kebijakan jangka pendek.
Sidang Pleno Ketiga telah lama menjadi kesempatan bagi pimpinan puncak Partai Komunis untuk mengungkap perubahan besar dalam kebijakan ekonomi.
Pada 1978, pemimpin saat itu Deng Xiaoping memanfaatkan pertemuan tersebut untuk mengumumkan reformasi pasar yang akan menempatkan Tiongkok pada jalur pertumbuhan ekonomi yang memukau dengan membukanya kepada dunia.
Baru-baru ini setelah pertemuan tertutup pada 2013, para pemimpin berjanji untuk memberikan pasar bebas peran yang menentukan alokasi sumber daya serta perubahan besar lainnya terhadap kebijakan ekonomi dan sosial.
Ekonomi Tiongkok
Para ahli yang disurvei oleh AFP memperkirakan perekonomian Tiongkok akan tumbuh rata-rata sebesar 5,3 persen dalam setahun pada jeda April hingga Juni. Beijing menargetkan pertumbuhan sebesar lima persen pada tahun ini. Namun ini masih jauh dari pertumbuhan dua digit yang selama bertahun-tahun mendorong perekonomian Tiongkok.
Ketidakpastian ekonomi memicu lingkaran setan yang membuat konsumsi tetap rendah. Salah satu permasalahan paling mendesak yang dihadapi perekonomian adalah krisis yang berkepanjangan di sektor properti, yang telah lama menjadi mesin utama pertumbuhan namun kini terperosok dalam utang, dan beberapa perusahaan terkemuka menghadapi likuidasi.
Pihak berwenang dalam beberapa bulan terakhir telah mengambil tindakan untuk mengurangi tekanan terhadap pengembang dan memulihkan kepercayaan, seperti dengan mendorong pemerintah daerah untuk membeli rumah yang tidak terjual.