Perusahaan Jepang Sibuk Dorong Kenaikan Upah

Buruh di Jepang. Foto: Unsplash.

Perusahaan Jepang Sibuk Dorong Kenaikan Upah

Arif Wicaksono • 20 August 2024 18:07

Tokyo: Berkurangnya populasi usia kerja di Jepang menyebabkan perubahan struktural di pasar tenaga kerja yang meningkatkan tekanan pada perusahaan untuk menaikkan upah dan harga jasa.
 

Baca juga: Jepang Bakal Naikkan Suku Bunga Jangka Panjang


Bank of Japan (BOJ) dalam dua makalah penelitian yang dirilis menuturkan temuan ini mendukung argumen bank sentral bahwa perluasan tekanan inflasi memerlukan kenaikan suku bunga secara terus-menerus dari tingkat yang mendekati nol saat ini.

Gaji pekerja tetap tetap stagnan bahkan ketika kekurangan tenaga kerja semakin meningkat sejak pertengahan tahun 2010-an, karena pekerja perempuan dan lanjut usia mengisi kesenjangan tersebut dengan mengambil pekerjaan paruh waktu dengan upah rendah.

Tren ini berubah seiring berkurangnya jumlah pekerja perempuan dan lanjut usia, meningkatnya jumlah pencari kerja, dan peningkatan upah bagi pekerja paruh waktu mendorong perusahaan untuk menaikkan gaji pekerja tetap.
 

Baca juga: Produsen Jepang Hadapi Kenaikan Harga Bahan Baku


“Kekurangan tenaga kerja memicu perubahan dalam perilaku perusahaan dalam menetapkan upah,”kata riset BOJ dikutip dari Channel News Asia, Selasa, 20 Agustus 2024.

BOJ menuturkan ruang untuk tambahan pasokan tenaga kerja kemungkinan akan menyusut secara bertahap, yang terlihat menjaga tekanan pada upah.

Tekanan upah tersebut mulai menggantikan biaya bahan mentah sebagai pendorong utama inflasi, kata BOJ dalam makalah penelitian lainnya mengenai harga sektor jasa Jepang.

Layanan mulai dari pelajaran bahasa Inggris, kursus hingga pijat mengalami kenaikan harga karena biaya tenaga kerja terus meningkat, kata surat kabar itu.

“Dengan meningkatnya tekanan upah, perilaku penetapan harga perusahaan berubah  dan menopang harga sektor jasa, yang berada di kisaran nol sejak akhir tahun 1990an," katanya.

BOJ mengakhiri suku bunga negatif pada Maret dan menaikkan biaya pinjaman jangka pendek menjadi 0,25 persen pada bulan Juli dengan pandangan bahwa pemulihan ekonomi yang solid akan menjaga inflasi tetap pada target 2 persen.

Gubernur BOJ Kazuo Ueda mengatakan bank sentral akan terus menaikkan suku bunga jika pertumbuhan ekonomi dan inflasi sejalan dengan proyeksinya.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Arif Wicaksono)