Jepang. Foto: Unsplash.
Tokyo: Pemerintah Jepang berencana menaikkan perkiraan suku bunga jangka panjang yang digunakan untuk menyusun anggaran negara menjadi 2,1 persen untuk tahun fiskal berikutnya dari 1,9 persen pada tahun ini.
Harian Nikkei dikutip dari
Channel News Asia, Selasa 20 Agustus 2024, mencatat rencana tersebut mencerminkan kenaikan imbal hasil obligasi pemerintah karena Bank of Japan (BOJ) menaikkan suku bunga sebagai peralihan dari program stimulus yang telah berlangsung selama satu dekade.
Akibatnya, biaya pembayaran utang diperkirakan meningkat menjadi 28,9 triliun yen (USD197,16 miliar) untuk tahun ini mulai April tahun depan, naik tajam dari 27 triliun yen pada tahun ini. Anggaran keseluruhan yang diusulkan kemungkinan akan melebihi 110 triliun yen untuk tahun keempat berturut-turut.
Perkiraan suku bunga dihitung secara otomatis, dengan mempertimbangkan imbal hasil obligasi yang mendasarinya ditambah tindakan pencegahan sebesar 110 basis poin jika suku bunga melonjak. Perkiraan tarif untuk tahun fiskal berikutnya akan diselesaikan dalam kompilasi anggaran pada Desember tahun ini.
Sebelumnya, parlemen Jepang berencana mengadakan sidang khusus pada 23 Agustus 2024 untuk membahas keputusan bank sentral bulan lalu untuk menaikkan suku bunga.
"Sesi khusus tersebut, yang akan dilakukan oleh komite urusan keuangan majelis rendah, kemungkinan akan meminta Gubernur Bank of Japan (BOJ) Kazuo Ueda untuk hadir," kata sumber dikutip dari Channel News Asia.
Jadwalnya akan diputuskan secara resmi pada Selasa malam. BOJ mengejutkan pasar dengan menaikkan suku bunga ke level tertinggi dalam 15 tahun pada tanggal 31 Juli 2024.
Hal ini mengisyaratkan kesiapannya untuk menaikkan biaya pinjaman lebih lanjut di tengah meningkatnya prospek bahwa inflasi akan terus mencapai target 2 persen.