Pasukan UNIFIL berpatroli di Wazzani, Lebanon. (EPA-EFE)
Willy Haryono • 15 October 2024 09:43
New York: Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) telah menyatakan dukungannya kepada pasukan UNIFIL di Lebanon selatan setelah serangkaian serangan Israel terhadap pasukan penjaga perdamaian PBB tersebut.
Dalam sebuah pernyataan pada hari Senin yang tidak secara khusus menyebutkan Israel, dewan yang beranggotakan 15 negara itu mendesak "semua pihak untuk menghormati keselamatan dan keamanan personel dan wilayah UNIFIL."
"Mereka mengingatkan bahwa pasukan penjaga perdamaian PBB dan wilayah kerjanya tidak boleh menjadi sasaran serangan," bunyi pernyataan itu.
"Mereka menegaskan kembali dukungan mereka kepada UNIFIL, menggarisbawahi perannya dalam mendukung ketidakstabilan regional,” sambung para anggota DK PBB, seperti dikutip dari Al Jazeera, Selasa, 15 Oktober 2024.
Pernyataan gabungan ini muncul saat Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu meningkatkan retorikanya terhadap pasukan penjaga perdamaian PBB, menyerukan UNIFIL untuk "memperhatikan permintaan Israel dan untuk sementara waktu menjauh dari zona bahaya."
Pemerintah Israel telah menuntut UNIFIL untuk meninggalkan posisinya di Lebanon, tempat Israel meningkatkan operasi darat dan kampanye pengeboman besar-besaran yang telah menewaskan ratusan orang dan membuat seperempat penduduk negara itu mengungsi.
“Pertemuan ini adalah tentang Dewan Keamanan yang bersatu untuk memberikan pernyataan dengan satu suara dukungan kepada UNIFIL,” ucap Gabriel Elizondo dari Al Jazeera melaporkan dari markas besar PBB di New York.
UNIFIL mengatakan pasukan Israel telah menyerang posisi mereka beberapa kali selama seminggu terakhir, dengan dua orang terluka setelah Israel menargetkan markas besar UNIFIL dua kali dalam jangka waktu 48 jam.
Tank-tank Israel juga menghancurkan gerbang posisi UNIFIL selama akhir pekan.
Serangan-serangan itu telah dikutuk secara luas, termasuk oleh Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres, yang mengatakan di media sosial pada hari Minggu lalu bahwa serangan terhadap pasukan penjaga perdamaian PBB merupakan pelanggaran hukum internasional dan “dapat masuk kategori kejahatan perang.”
UNIFIL telah mengatakan bahwa mereka akan tetap berada di tempatnya, meski ada tekanan dari Israel untuk meninggalkan Lebanon.
“Kami akan tetap tinggal. Kami berada di selatan Lebanon berdasarkan mandat Dewan Keamanan, jadi penting untuk menjaga kehadiran internasional dan menjaga bendera PBB di wilayah tersebut,” kata juru bicara UNIFIL pada hari Senin.
UNIFIL terdiri dari sekitar 10.000 pasukan penjaga perdamaian dari lebih dari 50 negara, termasuk Indonesia, India, dan Irlandia.
Baca juga: Netanyahu Minta UNIFIL Mundur dari Zona Perang, Kritik Internasional Meningkat