Jaga Kondisi Lapangan Kerja Terjaga Pemerintah Dorong Sritex Tetap Berproduksi

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto. Foto: Dokumen Kemenko Perekonomian

Jaga Kondisi Lapangan Kerja Terjaga Pemerintah Dorong Sritex Tetap Berproduksi

M Ilham Ramadhan Avisena • 20 December 2024 11:59

Jakarta: Pemerintah mendorong PT Sri Rejeki Isman Tbk atau Sritex untuk tetap berproduksi meski diputus pailit oleh Pengadilan Negeri Semarang.
 
Hal itu dikatakan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto yang telah bertemu dengan manajemen Sritex
 
"Tadi sore saya juga berbicara dengan manajemen Sritex supaya going concern, tetap berproduksi," kata Airlangga di kantornya dikutip kembali pada Jumat, 20 Desember 2024.
 
Selain itu, kata Airlangga, pemerintah juga mendorong PT Bank Negara Indonesia (BNI) selaku kreditor utama agar mengajak kreditor lainnya untuk sejalan dengan pemerintah.
 
Itu ditujukan agar kondisi lapangan kerja di dalam negeri tetap terjaga, alih-alih ambles karena pemutusan hubungan kerja (PHK).
 
Baca juga: 

Krisis Bahan Baku, Sritex Rumahkan 3 Ribu Pekerja



Ilustrasi PT Sri Rejeki Isman Tbk. Foto: SRIL
 
Upaya untuk mempertahankan Sritex dan para pekerjanya diyakini akan berbuah manis. Itu mencontoh apa yang terjadi di Weda Bay. Saat ini sebanyak 90 ribu tenaga kerja terserap di Weda Bay. Jika nanti investasi masuk, setidaknya USD5 juta, maka jumlah tenaga kerja akan bertambah menjadi 120 ribu orang dengan upah minimal Rp7 juta.
 
Karenanya di saat yang sama pemerintah juga berharap agar para industri padat karya mengadopsi atau setidaknya memperbarui teknologi produksi. Sebab, pengambil kebijakan memandang geliat industri tekstil masih cukup baik jika mampu memanfaatkan teknologi.
 
"Beberapa industri termasuk tekstil itu yang berada di kawasan ekonomi khusus, katakan lah di Kendal ini ekspornya masih lancar dan memang kami lihat mesinnya mesin-mesin terakhir," kata Airlangga.
 
"Oleh karena itu pemerintah membuat kebijakan untuk bantuan untuk industri permesinan untuk sektor padat karya dalam paket kemarin," imbuh Airlangga.
 
Dukungan untuk industri padat karya itu antara lain subsidi kredit investasi sebesar 5 persen dengan harapan industri dapat mengganti mesin produksinya.
 
"Tapi mereka harus aktif, mereka yang betul-betul ingin melakukan modernisasi pabrik dan biasanya kan kalau kredit investasi bisa 5-7 atau delapan tahun," tutur Airlangga.
 
"Ini yang terus kita push dan kami juga sampaikan ke perbankan, tidak ada industri sunset. Termasuk di tekstil kalau kita lihat di kuartal ketiga terjadi kenaikan. Karena biar bagaimana kalau kita lihat di market yang lifestyle product masih diminati dan eksportnya besar," sambung Airlangga.
 

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Annisa Ayu)