Ilustrasi. Foto: Medcom.id
M Ilham Ramadhan Avisena • 19 November 2024 12:33
Jakarta: Pemerintah menargetkan investasi yang masuk baik asing maupun dalam negeri yang bisa masuk mencapai Rp694 triliun di tahun depan.
Nilai penanaman modal itu ditargetkan berasal dari tujuh sektor. Demikian diungkapkan Deputi Bidang Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal Kementerian Investasi dan Hilirisasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Edy Junaedi.
"Ini merupakan suatu potensi yang kita harapkan bisa terwujud dalam satu tahun ke depan. Karena targetnya (total investasi) kita sudah tahu untuk di tahun depan itu sebesar Rp1.906 triliun," ujar Edy dalam Executive Forum bertajuk Menggali Sektor Kunci Investasi Berkelanjutan di Indonesia dilansir Media Indonesia, Selasa, 19 November 2024.
Adapun tujuh sektor tersebut ialah industri smelter di luar Pulau Jawa dengan target investasi senilai Rp254 triliun. Lalu kawasan industri hijau di luar Jawa yang ditargetkan dapat menarik investasi sebesar Rp230 triliun. Kemudian industri pertanian (hilirisasi tebu dan bioetanol) di luar Jawa senilai Rp83 triliun.
Selanjutnya industri ekosistem kendaraan listrik (electric vehicle/EV) dan pendukungnya di Pulau Jawa dengan target investasi senilai Rp49 triliun. Lalu industri bubur kertas dan kertas (pulp and paper) di luar Jawa senilai Rp41 triliun. Kemudian target investasi sebesar Rp25 triliun di luar Jawa untuk industri pendukung pertanian.
Berikutnya ialah target investasi sebesar Rp12 triliun di luar Jawa untuk industri kawasan pelabuhan.
"Jadi mayoritas berada di luar Jawa. Lalu ads Kawasan Industri Hijau, swasembada pertanian, dan ekosistem EV berada di posisi setelah smelter. Juga terdapat sektor pelabuhan yang krusial untuk logistik dan konektivitas," jelas Edy.

Ilustrasi. Foto: Medcom.id
Optimalisasi penanaman modal
Selain daftar investasi yang bakal dikejar itu, pemerintah juga telah membidik dan berupaya mengoptimalisasi penanaman modal di sektor pusat data (data center). Edy mengatakan, proyeksi kapasitas pusat data di Indonesia pada 2024 mencapai 428 megawatt (MW).
Besaran kapasitas itu berasal dari 316 MW kapasitas pusat data yang sudah ada (existing) dan tambahan kapasitas pusat data sebesar 115 MW. Kapasitas pusat data Indonesia juga diproyeksikan terus meroket. Pada 2027, kapasitasnya diperkirakan mencapai 1.045 MW.
Dengan potensi dan proyeksi yang menjanjikan itu, kata Edy, maka terdapat potensi investasi senilai USD8 miliar hingga USD10 miliar per Giga Watt (GW), setara dengan USD1 juta hingga USD10 juta per MW. Besaran potensi investasi itu berkisar Rp125 triliun hingga Rp156 triliun per GW, atau Rp125 miliar hingga Rp156 miliar per MW.
Adapun potensi penyerapan tenaga kerja dari prakiraan tersebut mencapai 350 hingga 450 tenaga kerja per MW.
"50 tenaga kerja langsung dan 300 tenaga kerja tidak langsung. Itu khusus untuk pembangunan data center, tidak termasuk Graphic Processing Unit (GPU)," jelas Edy.
Lebih lanjut, dia mengungkapkan, nilai pasar kecerdasan buatan (Artificial Inteligence/AI) di Indonesia diproyeksikan mencapai USD2,40 miliar di 2024. Sementara tingkat pertumbuhan tahunannya berada di angka 28,65 persen. Dus, diprakirakan nilai pasar AI Indonesia bakal menyentuh USD10,88 miliar di 2030.