Warga di Palestina di sebuah pemakaman di Gaza. Foto: EFE-EPA
Medcom • 23 August 2024 11:21
Gaza: Jumlah korban Palestina tewas akibat serangan Israel di Jalur Gaza mencapai 40.000 jiwa, sehingga membuat pemakaman di wilayah tersebut menjadi kewalahan dan tak mampu menampung jenazah lebih lanjut.
Kesulitan besar yang alami warga Gaza adalah mencari ruang pemakaman bagi anggota keluarga yang sudah gugur, terutama di wilayah tengah.
Sehingga, seorang yang bekerja di pemakaman Kota Gaza, menyatakan bahwa ia belum pernah menghadapi situasi yang sedemikian parah dalam hidupnya. Ia juga menggambarkan bagaimana kini jenazah dikubur berlapis-lapis akibat keterbatasan ruang
“Dulu saya mengubur beberapa jenazah setiap hari, tetapi sejak perang Israel-Hamas pecah pada 7 Oktober, saya bisa mengubur hingga 300 jenazah dalam sehari, selain itu kesulitan lain adalah tidak ada ruang tersisa untuk menggali kuburan, jadi saya telah menumpuk kuburan di atas satu sama lain,” ujar seorang pekerja pemakaman di Kota Gaza, Saad Hassan Barakat, seperti dikutip Anadolu.
Selain itu, Mohammed Abdullah, warga yang mengungsi dari kamp pengungsi Nuseirat mengatakan serangan militer Israel yang terus berlangsung semakin menyulitkan proses penguburan. Akibatnya, banyak kuburan kini penuh, bahkan ada beberapa jenazah harus dipindahkan karena kekurangan ruangan.
Perpecahan ini telah mengakibatkan banyak korban jiwa sebanyak 10.170 jiwa Palestina, mayoritas wanita dan anak-anak serta lebih dari 92.740 cedera. Selain itu, menyebabkan blokade Gaza yang membuat kekurangan makanan, air, bersih, dan obat-obatan.
Kini Israel menghadapi tuduhan di Mahkamah Internasional, sementara serangan di Jalur Gaza terus berlangsung, meski ada resolusi PBB yang menyerukan gencatan senjata segera. (Nithania Septianingsih)