Israel-Lebanon terlibat pertempuran sengit di perbatasan. Foto: EFE-EPA
Medcom • 23 September 2024 17:38
Beirut: Konflik antara Hizbullah dan Israel semakin memanas pada hari Minggu 22 September ketika kelompok militan Lebanon itu meluncurkan roket ke wilayah Israel utara. Serangan ini terjadi setelah Hizbullah menghadapi pengeboman paling intens dari Israel dalam hampir setahun terakhir.
"Kita telah memasuki fase baru, yang judulnya adalah pertempuran perhitungan yang tak berujung,” kata Wakil Pimpinan Hizbullah, Naim Qassem, dilansir dari Asia One, Senin, 23 September 2024
Qassem mengatakan bahwa ini merupakan fase baru dari perhitungan yang tidak ada ujungnya.
Sementara Menteri Pertahanan Israel, Yoav Gallant menegaskan bahwa operasi militer akan terus berlanjut hingga keamanan pulih, memungkinkan warga yang dievakuasi di wilayah perbatasan untuk kembali.
Pernyataan ini mengisyaratkan bahwa konflik panjang mungkin terjadi, mengingat Hizbullah yang didukung Iran telah bersumpah untuk terus berjuang hingga tercapai gencatan senjata dalam perang Gaza yang berlangsung secara paralel.
Kepala Staf Umum Israel, Herzi Halevi, menyatakan bahwa militer siap menghadapi tahap pertempuran berikutnya. "Kami akan melakukan apa pun untuk menghilangkan ancaman terhadap Israel," ujarnya dalam pernyataan tertulis
Konflik antara Hizbullah dan Israel meningkat drastis setelah Hizbullah membuka front kedua dalam mendukung warga Palestina di Gaza. Eskalasi ini menyebabkan ribuan orang di kedua sisi perbatasan mengungsi.
Pada Jumat, serangan udara Israel di pinggiran selatan Beirut menargetkan komandan senior Hizbullah, menewaskan 45 orang, termasuk 16 anggota Hizbullah. Serangan balasan dari Hizbullah pada hari Minggu menargetkan fasilitas militer Israel, menggunakan roket dan pesawat nirawak.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menegaskan bahwa Hizbullah akan menerima lebih banyak serangan jika tidak mengindahkan peringatan dari Israel. Sementara itu, sirene peringatan serangan udara terus berbunyi di wilayah utara Israel, dengan lebih dari 150 roket ditembakkan ke arah Israel pada hari Minggu.
PBB memperingatkan bahwa wilayah ini berada di ambang bencana, dengan seruan untuk menghentikan konflik dari berbagai pemimpin internasional, termasuk ulama Kristen Lebanon, Bechara Boutros al-Rai.
Ketegangan ini merupakan bagian dari konflik yang lebih luas di kawasan Timur Tengah, yang dipicu oleh serangan Hamas ke Israel pada 7 Oktober, yang menewaskan lebih dari 1.200 orang dan mengakibatkan balasan besar-besaran dari Israel ke Gaza, menewaskan lebih dari 41.300 warga Palestina. (Angel Rinella)