Ilustrasi. Foto: Medcom.
Ade Hapsari Lestarini • 6 December 2024 16:25
Jakarta: Data Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023 memaparkan prevalensi stunting di Indonesia sebesar 21,5 persen, hanya turun 0,1 persen dari 2022, dan wanita usia remaja (15-24 tahun) memiliki prevalensi anemia sebesar 15,5 persen.
Titik awal pencegahan stunting dapat dimulai sejak remaja, yakni para remaja nantinya melanjutkan dan melahirkan generasi maju yang sehat, unggul, dan berkarakter.
Sejalan dengan fokus pemerintah, Danone Indonesia menghadirkan program GESID atau Generasi Sehat Indonesia yang menyasar remaja dan mengintegrasikan berbagai elemen sebagai langkah pencegahan anemia dan stunting dalam upaya mencapai gagasan Generasi Emas Indonesia 2045.
Sebagai bentuk apresiasi kepada seluruh duta GESID yang telah berkomitmen untuk membuat media edukasi gizi dan menyebarkannya kepada teman sebaya, dilaksanakan National Gathering 2024.
Adapun agenda acara mencakup berbagai aktivitas seperti kompetisi media sosial, kompetisi Speaker hingga kompetisi "Aksi Duta GESID" yang bertujuan untuk memicu semangat para duta untuk mengedukasi teman sebaya atau penyebaran informasi seputar kesehatan.
Lead Kemitraan PDM.11 Gerakan Sekolah Sehat, Direktorat Jenderal PAUD Dikdasmen, Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah RepubIik Indonesia Catur Budi Santosa, mengapresiasi inisiatif dan dukungan Danone Indonesia dalam program pemerintah khususnya dalam mencegah permasalahan anemia dan stunting.
"Salah satu upaya yang harus diperhatikan untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia adalah status kesehatan peserta didik. Untuk itu, sejak 2022 dihadirkan Kampanye Sekolah Sehat, yang berkembang menjadi Gerakan Sekolah Sehat, dan Danone Indonesia menjadi salah dari tujuh mitra pertama yang mendukung inisiatif tersebut," kata dia, dalam keterangan resmi, Jumat, 6 Desember 2024.
Menurut Catur, terdapat lima fokus Gerakan Sekolah Sehat, yaitu Sehat Bergizi, Sehat Fisik, Sehat Imunisasi, Sehat Jiwa, dan Sehat Lingkungan. Termasuk melalui kegiatan GESID, kami berharap komitmen para Duta semakin kuat, untuk mengedukasi para rekan sebaya atau peer to peer education.
"Kami juga berharap para Duta dapat mendukung program Sekolah Sehat di masing-masing wilayah dan menginspirasi sekolah-sekolah juga mitra lainnya untuk lebih berkontribusi khususnya dalam mengatasi permasalahan anemia dan stunting," papar Catur
Deputi Bidang Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga BKKBN Nopian Andusti mengatakan, permasalahan stunting akan memengaruhi kualitas sumber daya manusia dan mencegahnya, dibutuhkan kolaborasi antarpihak.
"Stunting memengaruhi kualitas sumber daya manusia. Stunting memengaruhi kemampuan kognitif juga dapat menyebabkan berbagai penyakit tidak menular. Sementara itu, periode remaja jadi salah satu periode paling kritis dalam perkembangan manusia dan status kesehatannya akan berdampak pada tahapan fase kehidupan berikutnya, termasuk paska saat menikah, hamil dan melahirkan," kata Nopian.
Oleh karena itu, percepatan penurunan stunting jadi salah satu prioritas pembangunan. Sehingga, perlu terus berkolaborasi untuk mengatasi permasalahan ini, termasuk meningkatkan kesadaran dan pemahaman para remaja, anak-anak kita, tentang pentingnya pemenuhan gizi seimbang. Dia mengatakan, saat ini, ada empat provinsi binaan program GESID yang termasuk dalam 12 provinsi prioritas pencegahan stunting yang dikembangkan BKKBN.
Baca juga: Pratikno Minta Semua K/L Dukung Pengentasan Stunting |