AS Sebut Prospek Gencatan Senjata Gaza Terhambat Langkah ICC

Menlu AS Antony Blinken. (EPA)

AS Sebut Prospek Gencatan Senjata Gaza Terhambat Langkah ICC

Willy Haryono • 22 May 2024 14:35

Washington: Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken mengatakan bahwa kesepakatan gencatan senjata di Jalur Gaza masih mungkin terjadi. Namun, ia menilai upaya penangkapan oleh jaksa Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) terhadap para pemimpin Israel menghambat upaya tersebut.

Blinken membuka kesaksian selama dua hari di depan Kongres AS yang diganggu aksi protes. Dua pengunjuk rasa berteriak bahwa diplomat tertinggi AS adalah ‘penjahat perang’ karena mendukung Israel.

Mengenai proposal gencatan senjata Gaza, Blinken memuji Qatar dan Mesir atas upaya membantu secara ekstensif. Direktur CIA Bill Burns menjadi tokoh utama AS dalam perundingan tersebut, namun ia meninggalkan Timur Tengah dengan tangan kosong sekitar 10 hari lalu.

"Saya pikir kita sudah sangat, sangat dekat dalam beberapa kesempatan," ucap Blinken kepada Komite Hubungan Luar Negeri Senat pada Selasa kemarin.

"Kami terus melakukannya setiap hari. Saya pikir masih ada kemungkinan (gencatan senjata)," tuturnya.

"Tetapi hal ini terhambat sejumlah peristiwa, dan saya harus mengatakan bahwa keputusan dari jaksa ICC kemarin sangat salah. Saya pikir itu hanya akan mempersulit prospek," lanjut Blinken, seperti dikutip dari Channel News Asia pada Rabu, 22 Mei 2024.

Jaksa ICC Karim Khan telah mengajukan surat perintah penangkapan terhadap para pemimpin Israel, termasuk Perdana Menteri Benjamin Netanyahu. Ia juga mengajukan surat serupa untuk penangkapan jajaran petinggi kelompok pejuang Palestina Hamas pada Senin kemarin.

Presiden AS Joe Biden menyebut langkah ICC ‘keterlaluan’ karena seolah menyamakan tindakan Hamas dengan Israel, yang mulai berperang sejak 7 Oktober 2023.

Pemerintahan Biden tidak lagi memberikan ancaman sanksi terhadap ICC sebagai sebuah langkah yang diambil presiden sebelumnya, Donald Trump. Blinken berulang kali mengatakan bahwa pemerintahan Biden sedang mencari tanggapan yang tepat terhadap ICC.

Menurut penghitungan AFP berdasarkan data resmi Israel, serangan Hamas pada 7 Oktober lalu telah menewaskan lebih dari 1.170 orang, yang sebagian besar warga sipil. Hamas juga menyandera 252 orang, 124 di antaranya masih berada di Gaza, termasuk 37 orang.

Sementara menurut kementerian kesehatan Palestina, serangan balasan Israel terhadap Hamas telah menewaskan sedikitnya 35.647 orang di Gaza, sebagian besar adalah warga sipil. (Theresia Vania Somawidjaja)

Baca juga:  AS Bertekad Dorong Tercapainya Kesepakatan Israel-Hamas 'Sekarang Juga'

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Willy Haryono)