Presiden Jokowi saat menyampaikan kuliah umum di Universitas Stanford, San Francisco, AS. Foto: BPMI Setpres/Laily Rachev.
Indriyani Astuti • 16 November 2023 14:38
Jakarta: Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan transisi energi mendesak dilakukan dalam menghadapi perubahan iklim. Namun di sisi lain, Presiden menekankan tantangan transisi energi adalah pendanaan yang memerlukan kolaborasi.
"Dalam menghadapi dampak perubahan iklim yang makin mengancam saat ini, kolaborasi sangat penting dan langkah strategis konkret sangat dibutuhkan. Tanpa itu, tidak mungkin bagi kita untuk menjamin keberlanjutan dan satu-satunya bumi yang kita cintai," ucap Jokowi saat menyampaikan kuliah umum di Stanford University, San Fransisco, Amerika Serikat, seperti dikutip dari siaran pers Sekretariat Presiden, Kamis, 16 November 2023.
Indonesia, ungkap Kepala Negara, berkomitmen melakukan transisi energi. Namun, Presiden juga mengakui jika transfer teknologi dan pendanaan menuju transisi energi jadi tantangan bagi Indonesia dan negara berkembang lainnya.
Presiden menekankan pendanaan iklim seharusnya diberikan kepada negara-negara berkembang untuk mewujudkan transisi energi. Bukan sebagai utang yang justru membebani.
"Sampai saat ini yang namanya pendanaan iklim masih business as usual, masih seperti commercial banks. Padahal seharusnya lebih konstruktif, bukan dalam bentuk utang yang hanya akan menambah beban negara-negara miskin maupun negara-negara berkembang," tutur Jokowi.
Baca juga: PLN: PLTS Terapung Cirata Kurangi 214 Ribu Ton Emisi Karbon Per Tahun