Ilustrasi kendaraan listrik. foto: Unsplash.
Beijing: Negara-negara Uni Eropa (UE) bersaing untuk mendapatkan pabrik kendaraan listrik Tiongkok untuk mendorong lapangan kerja.
Pemerintah Uni Eropa mewaspadai kendaraan listrik (EV) asal Tiongkok yang berbiaya rendah. Namun mereka juga bersaing ketat untuk mendapatkan bagian dari investasi manufaktur dan lapangan kerja yang ditawarkan oleh para pesaing baru itu.
Seorang mitra di perusahaan konsultan Bain & Company Gianluca Di Loreto menjelaskan biaya produksi untuk produsen kendaraan listrik Tiongkok termasuk BYD, Chery Automobile, dan Saic Motor milik negara jauh lebih rendah di dalam negeri.
"Para produsen mobil Tiongkok tahu mobil mereka harus dianggap sebagai mobil Eropa jika mereka ingin menarik minat pelanggan Eropa," kata dia, dilansir
Business Times, Senin, 10 Juni 2024.
Di satu sisi, pajak impor dapat membantu produsen mobil Eropa untuk bersaing lebih baik dengan produsen mobil Tiongkok, namun hal ini juga dapat memacu produsen mobil Tiongkok yang sudah banyak berinvestasi, dan untuk jangka panjang, di Eropa.
Menurut perusahaan konsultan AlixPartners, penjualan mobil merek Tiongkok menguasai empat persen pasar Eropa tahun lalu dan diperkirakan akan mencapai tujuh persen pada 2028.
Hungaria, yang memproduksi sekitar 500 ribu kendaraan pada 2023, mendapatkan investasi pabrik pertama di Eropa oleh produsen mobil Tiongkok, yang diumumkan tahun lalu oleh raksasa kendaraan listrik BYD yang juga sedang mempertimbangkan pabrik kedua di Eropa pada 2025.
Budapest juga sedang bernegosiasi dengan Great Wall Motor untuk pabrik pertamanya di Eropa, media lokal melaporkan, negara tersebut menawarkan uang tunai untuk penciptaan lapangan kerja, keringanan pajak dan pelonggaran peraturan di zona-zona yang ditargetkan untuk menarik investasi asing
Polandia memiliki sejumlah program yang saat ini mendukung investasi senilai lebih dari USD10 miliar, termasuk program yang mendukung transisi menuju ekonomi net-zero dan program lainnya yang menawarkan keringanan pajak penghasilan perusahaan sebanyak 50 persen di daerah dengan tingkat pengangguran tinggi.
Investasi Chery di Spanyol
Spanyol, negara pembuat mobil terbesar kedua di Eropa setelah Jerman, telah mendapatkan investasi dari Chery, yang akan memulai produksi pada kuartal keempat di bekas fasilitas Nissan di Barcelona dengan mitra lokal.
Chery diperkirakan mendapat manfaat dari program Spanyol senilai 3,7 miliar euro yang diluncurkan pada 2020 untuk menarik investasi pabrik kendaraan listrik dan baterai.
Chery merencanakan pembangunan fasilitas kedua yang lebih besar di Eropa, kata seorang sumber yang mengetahui rencana perusahaan tersebut, dan telah mengadakan pembicaraan dengan pemerintah termasuk Roma, yang ingin menarik produsen mobil kedua untuk menyaingi produsen Fiat Stellantis.
Italia dapat memanfaatkan dana otomotif nasionalnya, senilai enam miliar euro antara 2025 hingga 2030, untuk insentif bagi pembeli dan produsen mobil. Dongfeng Tiongkok adalah salah satu produsen mobil lain yang telah mengadakan diskusi investasi dengan Roma.
Saic, pemilik merek MG, bermaksud membangun dua pabrik di Eropa, kata dua sumber yang mengetahui masalah tersebut. "Jerman, Italia, Spanyol dan Hongaria termasuk dalam daftar lokasi Saic," kata sumber itu.