Kadin DKI Sebut Harga Beras Tinggi karena Pemerintah Terlambat Antisipasi

Ilustrasi. Foto: Dok Satgas Pangan Polri

Kadin DKI Sebut Harga Beras Tinggi karena Pemerintah Terlambat Antisipasi

Putri Anisa Yuliani • 19 February 2024 11:44

Jakarta: Kamar Dagang dan Industri (Kadin) DKI Jakarta menilai lambatnya antisipasi pemerintah jadi salah satu sebab meroketnya harga beras saat ini. Pemerintah dinilai lambat mengantisipasi ketidakseimbangan stok dan permintaan beras akibat adanya guyuran bantuan sosial di berbagai wilayah jelang Pemilu 2024.

"Ya biasa karena supply-demand. Jadi demand-nya yang banyak, karena kemarin banyak juga diberikan buat bansos. Tetapi suplainya sendiri memang belum panen. Panen baru bisa mungkin akhir Maret," kata Ketua Kadin DKI Diana Dewi saat dihubungi, Senin, 19 Februari 2024.

Diana menilai kondisi ini menjadi ironi. Sebab, beras merupakan bahan pangan pokok yang dikonsumsi mayoritas warga di Indonesia. Pemerintah dituntut memiliki antisipasi yang lebih progresif untuk mencegah kenaikan dan ketidakseimbangan stok beras.

Diana mengatakan tidak ada pembatasan dari kalangan pengusaha untuk menjual beras. Namun, permasalahannya saat ini ada ketidakseimbangan stok dengan permintaan yang menyebabkan kenaikan harga. Kalau pengusaha ikut terjun menjual beras, harganya akan mengikuti harga pasar yang saat ini melambung tinggi.

"Kalau harga tinggi kita mau menjual dengan yang tidak pantas harganya pasti pembeli juga tidak mau. Nah, ini persoalannya. Jadi harapannya kan adanya impor. Impor juga bukan hanya untuk bansos tapi impor juga untuk di pasar. Nah, ini yang sempat kemarin terlambat kalau menurut saya di pasar diguyur untuk pengadaan berasnya," ucapnya.
 

Baca juga: Harga Beras di Jambi Tembus Rp20 Ribu/Kg

Ia berharap momen panen raya bulan depan akan benar-benar dimanfaatkan pemerintah untuk menyeimbangkan stok beras nasional. "Kemudian dengan adanya impor yang baru masuk itu dijanjikan akan diguyur ke pasar," ujarnya.

Diana berharap masalah kenaikan harga beras dapat segera diatasi pemerintah. Ia khawatir kenaikan harga beras akan semakin berdampak pada warga kelas menengah ke bawah, terutama pengusaha kecil seperti warteg. 

"Mudah-mudahan bisa problem yang dihadapi teman-teman terutama pedagang-pedagang warteg menjerit, kok. Mereka dibatasi untuk belinya," ungkapnya.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Arga Sumantri)