Israel Kirim Tank sebagai Tanda Keberlanjutan Perang di Gaza

Tank milik militer Israel di sekitar Gaza. Foto: EFE-EPA

Israel Kirim Tank sebagai Tanda Keberlanjutan Perang di Gaza

Medcom • 30 May 2024 19:18

Rafah: Israel mengerahkan tank untuk melakukan serangan ke Rafah. Kemungkinan perang terhadap Hamas di Gaza akan berlanjut sepanjang tahun, setelah Washington mengatakan serangan Rafah bukanlah operasi darat besar-besaran yang akan memicu perubahan kebijakan Amerika Serikat (AS)

Meskipun ada perintah dari Mahkamah Internasional untuk mengakhiri serangannya terhadap kota dengan banyak warga Palestina berlindung dari pengeboman yang meluas, tank-tank Israel bergerak ke jantung kota Rafah untuk pertama kalinya pada Selasa, 28 Mei 2024.

Esok hari, penduduk Rafah mengatakan tank-tank tersebut telah memasuki Tel Al-Sultan di Rafah barat dan Yibna, dekat Shaboura tengah sebelum mundur menuju zona penyangga di perbatasan dengan Mesir dibandingkan tetap bertahan di tempat lain.

“Kami menerima panggilan darurat dari warga di Tel Al-Sultan di mana drone menargetkan warga yang mengungsi saat mereka pindah dari daerah tempat mereka tinggal menuju daerah aman,” ujar wakil direktur ambulans dan layanan darurat di Rafah, Haitham al Hams, dikutip dari ABC News, Kamis, 30 Mei 2024.

Sementara itu, Israel mengatakan militernya menguasai tiga perempat zona penyangga di perbatasan Mesir dan bertujuan untuk mengendalikan semuanya dalam mencegah penyelundupan senjata oleh Hamas. 

Perbatasan tidak dibuka

Menteri Kesehatan Palestina Majed Abu Ramadan mengatakan tidak ada indikasi penyeberangan perbatasan Rafah akan dibuka kembali untuk menerima bantuan dalam waktu dekat.

“Ada 19 warga sipil tewas dalam serangan udara dan penembakan Israel di Gaza,” ungkapnya.

Israel menuduh militan Hamas bersembunyi di antara warga sipil, tetapi hal ini dibantah oleh militan tersebut.

Berlanjut hingga 2024

“Pertempuran di Gaza setidaknya akan berlanjut sepanjang tahun 2024,” kata Penasihat Keamanan Nasional Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, Tzachi Hanegbi.

Hanegbi mengisyaratkan bahwa Israel belum siap untuk mengakhiri perang seperti yang diminta oleh Hamas sebagai bagian dari kesepakatan yang akan melibatkan pertukaran sandera dengan tahanan Palestina.

“Pertempuran di Rafah bukanlah perang yang sia-sia,” katanya seraya menegaskan kembali tujuannya untuk mengakhiri kekuasaan Hamas di Gaza, serta menghentikan serangan Hamas dan sekutunya terhadap Israel.

Sekutu terdekat Israel, AS menegaskan kembali penolakannya terhadap serangan darat besar-besaran Israel di Rafah hari Selasa dan mengatakan mereka tidak yakin operasi semacam itu sedang dilakukan.

“Mediator Qatar diperkirakan akan menyampaikan proposal gencatan senjata terbaru Israel dan pembebasan sandera kepada Hamas hari Selasa,” kata seseorang yang mengetahui masalah tersebut. 

Belum ada pernyataan langsung dari Hamas pada Rabu yang mengatakan perundingan tidak ada gunanya kecuali Israel mengakhiri serangannya di Rafah.

Sementara itu, sayap bersenjata Hamas dan sekutunya Jihad Islam mengatakan mereka menghadapi pasukan penyerang di Rafah dengan roket anti-tank dan bom mortir, serta meledakkan alat peledak yang mereka tanam.

“Tiga tentara Israel tewas dan tiga lainnya terluka parah,” kata militer Israel.

Menurut laporan radio publik Kan, ada alat peledak yang meledak di sebuah gedung Rafah. Pejabat kesehatan Palestina juga mengatakan beberapa orang terluka akibat tembakan Israel di Rafah timur dan gudang bantuan dibakar. 

Di sisi lain, warga mengatakan pengeboman Israel yang terus menerus semalaman menghancurkan banyak rumah di daerah tersebut, tempat pengungsian sebagian besar orang setelah perintah Israel untuk mengungsi.

“Sinyal internet dan seluler mati di beberapa bagian timur dan barat ketika Israel menyerang,” kata kantor berita pro-Hamas Shehab, warga dan jurnalis lainnya. 

Militer Israel tersebut mengatakan mereka tidak dapat mengonfirmasi laporan tersebut.  (Theresia Vania Somawidjaja)

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Fajar Nugraha)