Bappenas: Sektor Pertanian Serap Jumlah Tenaga Kerja Paling Banyak

Ilustrasi, tenaga kerja di sektor pertanian. Foto: MI/Amiruddin Abdullah Reubee.

Bappenas: Sektor Pertanian Serap Jumlah Tenaga Kerja Paling Banyak

Naufal Zuhdi • 24 November 2024 11:11

Jakarta: Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Rachmat Pambudy mengungkapkan saat ini tingkat pengangguran terbuka terus menurun.

Per Februari 2024, tingkat pengangguran terbuka berada di angka 4,82 persen yang sebelumnya pada Agustus 2023 berada di angka 5,32 persen. Selain itu, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan jumlah penduduk bekerja sebanyak 142 juta orang.

"Namun demikian sektor pertanian ternyata masih menjadi sektor yang menyerap jumlah tenaga kerja paling banyak yaitu 28,64 persen dari total penduduk bekerja, disusul perdagangan sebesar 19,05 persen dan industri pemulahan sebesar 13,28 persen," kata Rachmat dalam acara CORE Economic Outlook 2025 di Jakarta, dikutip dari Media Indonesia, Minggu, 24 November 2024.

Namun demikian, sambungnya, kondisi tersebut merupakan kondisi yang tidak terlalu menggembirakan, sebab Rachmat menilai bahwa penduduk yang berada di sektor pertanian tersebut mendapatkan upah yang tidak terlalu tinggi.

"Pertanian Indonesia, terutama pertanian non-farm, itu selalu mendapat tempat yang tidak begitu baik dari sisi pendapatan. Dan pertanian non-farm itu selalu menjadi bantalan untuk dijadikan tempat di mana bantalan itu menjadi tempat untuk menopang kelompok yang lain," imbuh dia.
 

Baca juga: Mentan Pastikan Perbankan Dukung Swasembada Pangan


(Ilustrasi. Foto: MI/Amiruddin Abdullah Reubee)
 

Harga komoditas pertanian dijaga rendah


Sebagaimana diketahui, selama ini harga-harga komoditas pertanian seperti beras, jagung, pakan ternak, telur dan lainnya dijaga di angka yang rendah.

Oleh karenanya, Rachmat mengaku sangat sulit untuk meningkatkan pendapatan di sektor tenaga kerja terbanyak di saat harga komoditas pertanian yang dijaga rendah.

"Jadi kalau sektor tenaga kerja (terbanyak) juga ada di situ, maka kesulitan kita untuk meningkatkan pendapatan mereka juga tidak mudah," tukas Rachmat.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Husen Miftahudin)