Kamala Harris dalam Konvensi Nasional Partai Demokrat. Foto: The New York Times.
Medcom • 27 August 2024 06:08
Chicago: Meskipun ratusan delegasi pro-Palestina tersingkir dari perhatian utama pada Konvensi Nasional Demokrat (DNC), mereka tetap melihat adanya kemajuan dalam perjuangan mereka. Konvensi tersebut diakhiri dengan pidato Wakil Presiden Kamala Harris yang menegaskan dukungannya terhadap Israel.
“Rakyat Israel tidak boleh lagi menghadapi kengerian yang ditimbulkan oleh organisasi Hamas pada 7 Oktober lalu,” ucapnya saat pidato menerima pencalonan sebagai presiden dari partai pada Kamis malam, dikutip dari VOA News.
Sepanjang minggu, protes anti-perang memenuhi jalan-jalan, sementara 270 anggota Partai Demokrat pro-Palestina, yang menyebut diri mereka sebagai "delegasi gencatan senjata," menandatangani petisi yang menuntut Harris untuk memberlakukan embargo senjata terhadap Israel jika terpilih. Namun, petisi tersebut tidak diindahkan oleh pimpinan DNC.
Para delegasi ini juga melakukan aksi duduk di luar United Center Chicago, tempat berlangsungnya konvensi, sebagai protes terhadap DNC yang menolak permintaan Tanya Haj-Hassan, seorang dokter anak yang bekerja di Gaza, untuk berbicara. Menurut juru bicara Uncommitted National Movement, Layla Elabed, DNC khawatir pidato Haj-Hassan akan mengalihkan perhatian dari Harris atau tidak ingin Harris “dibayang-bayangi”.
Ketika dimintai tanggapan oleh VOA mengenai reaksi terhadap klaim Elabed, kampanye Harris menyatakan bahwa sudah ada beberapa pembicara yang membahas perang di Gaza dan pentingnya gencatan senjata serta kesepakatan pertukaran sandera.
Meski minoritas, kelompok pro-Palestina tetap memiliki suara. Elabed berbicara atas nama 30 delegasi “Uncommitted” yang memilih untuk hadir tanpa memilih Harris dalam pemungutan suara nominasi, meski jumlah ini kurang dari 1 persen dari total 4.700 delegasi. Di luar konvensi, mereka diberi kesempatan berbicara dalam panel yang menghadirkan Jaksa Agung Minnesota, Keith Ellison, seorang Muslim yang bersimpati pada perjuangan Palestina, meski dalam pidatonya di panggung utama, Ellison tidak menyebutkan Gaza.
Platform partai yang diadopsi selama konvensi tetap mendukung Israel, tetapi kelompok pro-Palestina mencoba mendorong adanya penegakan hukum yang melarang bantuan militer kepada pihak yang melanggar hak asasi manusia. “Apa yang kami minta adalah agar uang pajak kami tidak digunakan untuk membunuh pria, wanita dan anak-anak. Ini bukanlah tuntutan yang kontroversial dan sebenarnya lebih sesuai dengan nilai-nilai demokrasi kita,” tegas Elabed.
Meski begitu, dukungan terhadap Harris tetap kuat, terutama karena kebijakan luar negerinya yang dipandang tidak akan jauh berbeda dari Presiden Joe Biden. Menurut Halie Soifer, mantan penasihat keamanan nasional Harris, wakil presiden selalu mendukung hubungan AS-Israel sembari menegakkan nilai-nilai kemanusiaan.
Walau diabaikan dalam konvensi, para delegasi pro-Palestina tidak putus asa. Inga Gibson, delegasi dari Hawaii, menyatakan bahwa banyak rekan sesama delegasi sebenarnya sependapat, tetapi masih bingung bagaimana berkontribusi. Gibson dan rekannya membagikan selebaran serta pin simbol dukungan bagi Palestina.
Meskipun masih ada perbedaan pendapat, pro-Palestina tetap berkomitmen pada perjuangan jangka panjang untuk mengubah arah partai. Seperti yang diungkapkan oleh Jaksa Agung Minnesota, Keith Ellison, “Strategi kami bukan untuk meninggalkan Partai Demokrat, tetapi untuk merevolusi Partai Demokrat pada dasarnya dan mendengarkan basis intinya.”
Untuk saat ini, wakil presiden adalah pilihan terbaik mereka.
“Saya tidak peduli apa yang Anda pikirkan, Anda harus menang untuk mendapatkan kekuasaan,” kata Ellison. “Harris, angkanya naik di mana-mana. Kesempatan untuk sukses semakin besar.” (Shofiy Nabilah)