Pasukan Israel kerap melalukan operasi di Tepi Barat. Foto: Anadolu
Fajar Nugraha • 29 August 2024 05:55
Tepi Barat: Pejabat Palestina mengatakan Israel, melakukan penggerebekan di seluruh wilayah Tepi Barat yang diduduki.
Setidaknya sembilan orang tewas dalam serangan besar Israel di Jenin, Tulkarm, dan Tubas di wilayah Tepi Barat yang diduduki, kata otoritas kesehatan Palestina.
Militer Israel mengatakan, sedang mempersiapkan pernyataan, setelah sebelumnya merilis nama lima pejuang Palestina yang tewas pada Senin di kamp pengungsi Nur Shams di Tepi Barat.
“Pasukan keamanan Israel memulai operasi kontraterorisme skala besar di Tepi Barat pada Rabu dini hari yang melibatkan pesawat tanpa awak dan helikopter tempur. Operasi tersebut dilakukan di Jenin, Tubas, dan Tulkarm,” kata militer Israel (IDF), seperti dikutip Anadolu, Kamis 29 Agustus 2024.
Bentrokan di Tepi Barat meningkat tajam sejak dimulainya perang Israel-Hamas di Gaza. Israel telah meningkatkan operasi terhadap kelompok militan bersenjata di wilayah tersebut. Sementara pemukim Yahudi juga telah sering melancarkan serangan main hakim sendiri terhadap komunitas Palestina.
Sayap bersenjata Hamas, Jihad Islam, dan Fatah mengatakan dalam pernyataan terpisah bahwa orang-orang bersenjata mereka meledakkan bom terhadap kendaraan militer Israel saat mereka melawan pasukan Israel di tiga wilayah Tepi Barat.
Jihad Islam mengatakan Israel berusaha memperluas konflik dari Gaza ke Tepi Barat, seraya menambahkan para pejuangnya menggunakan senapan mesin dalam pertempuran jarak dekat dengan pasukan Israel dan menargetkan buldoser militer dengan bahan peledak.
Rekaman CCTV yang memperlihatkan kendaraan militer Israel bergerak di jalan Jenin pada Rabu.
Sebelumnya, pasukan khusus Israel menyelamatkan seorang sandera Israel dari sebuah terowongan di Gaza selatan dalam "operasi penyelamatan yang rumit", lebih dari 10 bulan setelah ia diculik oleh orang-orang bersenjata yang dipimpin Hamas.
Militer mengatakan Qaid Farhan Alkadi yang berusia 52 tahun, seorang anggota komunitas Badui di Israel selatan yang bekerja sebagai penjaga keamanan di sebuah kibbutz dekat perbatasan Gaza, telah dipindahkan ke rumah sakit dan kondisinya stabil.
Juru bicara militer Laksamana Muda Daniel Hagari mengatakan Alkadi telah diselamatkan di terowongan bawah tanah tetapi tidak memberikan rincian operasi tersebut, dengan alasan keamanan para sandera yang tersisa di Jalur Gaza dan pasukan Israel.
Seorang pejabat militer mengatakan kepada Reuters bahwa tentara sedang beroperasi di daerah tempat Alkadi ditemukan, menelusuri sistem bawah tanah yang kompleks tempat para sandera diduga disekap bersama militan dan bahan peledak.
"Farhan ditemukan oleh pasukan saat dia sendirian, dan diselamatkan dari terowongan," kata pejabat itu.
"Sebagai bagian dari persiapan operasi, pelajaran diambil dari kejadian sebelumnya dan pertemuan dengan para sandera."
Media Israel mengutip Alkadi yang mengatakan bahwa dia tidak melihat matahari selama hampir delapan bulan, dan bahwa sandera lain yang bersamanya selama dua bulan telah "meninggal di samping saya".
Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, yang mengatakan bahwa dia telah berbicara dengan Alkadi, memuji pasukan atas penyelamatan tersebut dan mengatakan Israel akan bekerja "tanpa lelah" untuk memulangkan semua sandera.
Operasi tersebut disambut baik oleh para pemimpin Israel, yang sangat mengharapkan kabar baik setelah hampir setahun melakukan operasi militer yang melelahkan terhadap Hamas, yang selama itu tekanan meningkat pada pemerintah untuk berbuat lebih banyak guna membawa pulang lebih dari 100 sandera.
Presiden Isaac Herzog mengatakan, penyelamatan tersebut adalah "momen yang membahagiakan bagi Negara Israel dan masyarakat Israel secara keseluruhan".
Forum Keluarga Sandera Israel menyebut kepulangan Alkadi "sangat ajaib" tetapi operasi militer saja tidak akan membebaskan para sandera yang tersisa "yang telah menderita 326 hari penyiksaan dan teror".
Alkadi disandera di Kibbutz Magen, salah satu dari serangkaian komunitas Israel di sekitar Jalur Gaza yang diserbu oleh pejuang yang dipimpin Hamas dalam serangan lintas perbatasan pada 7 Oktober.