Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres. Foto: EFE-EPA
Medcom • 18 July 2024 19:03
Washington: Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, mengecam kebijakan Israel di Tepi Barat yang diduduki, menyatakan bahwa tindakan tersebut menghancurkan prospek solusi dua negara dengan Palestina. Pernyataan ini disampaikan dalam sebuah pertemuan Dewan Keamanan PBB (DK PBB) pada Rabu, 17 Juli.
Dilansir dari Al Jazeera, Guterres menyoroti bahwa melalui langkah-langkah administratif dan hukum, Israel mengubah geografi Tepi Barat dengan mempercepat perluasan pemukiman dan perampasan tanah di daerah-daerah strategis.
“Perkembangan terakhir ini mendorong pertaruhan di jantung prospek solusi dua negara,” ujar Guterres melalui kepala stafnya, Courtenay Rattray, Kamis 18 Juli 2024.
Sejak serangan Israel ke Gaza pada Oktober lalu, kekerasan militer, penangkapan warga Palestina, dan kekerasan pemukim meningkat di Tepi Barat dan Yerusalem Timur. Israel juga mengambil langkah-langkah hukuman terhadap Otoritas Palestina dan mengesahkan lima pos pemukiman di Tepi Barat, yang telah dibangun sejak 1967.
Guterres menyerukan penghentian segera semua aktivitas permukiman dan gencatan senjata dalam perang Gaza, serta pembebasan semua sandera. Konflik ini telah menyebabkan setidaknya 38.794 orang tewas dan 89.364 terluka di Gaza, sementara korban tewas di Israel mencapai 1.139 orang sejak serangan Hamas pada 7 Oktober lalu.
Dalam sidang triwulanan DK PBB, Duta Besar Palestina untuk PBB, Riyad Mansour, mengatakan “Apa yang terjadi di Gaza akan tercatat sebagai genosida yang paling banyak didokumentasikan dalam sejarah.” Sementara itu, Duta Besar Israel untuk PBB, Gilad Erdan, menuduh Hamas melakukan kejahatan terhadap kemanusiaan.
Sidang sempat terganggu oleh dua wanita berpakaian hitam yang memprotes penahanan sandera Israel oleh kelompok Palestina di Gaza, lalu mereka dibawa keluar ruangan oleh keamanan PBB. Protes di dalam markas besar PBB di New York City jarang terjadi, demonstrasi tersebut terjadi ketika Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov mulai berpidato di hadapan 15 anggota dewan.
(Shofiy Nabilah)