Perundingan IEU-CEPA Diharapkan Segera Direalisasikan

Ketum Kadin Anindya Bakrie (kiri). Foto: Istimewa.

Perundingan IEU-CEPA Diharapkan Segera Direalisasikan

Anggi Tondi Martaon • 10 December 2024 08:34

Jakarta: Ketua Umum (Ketum) Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Anindya Bakrie berharap, perundingan Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU-CEPA) dapat segera diselesaikan. Sebab, penjajakan tersebut dapat meningkatkan akses ke kawasan yang memiliki pasar senilai USD17 triliun atau Rp 269.416 triliun (kurs Rp 15.848/dolar AS) atau setara 12 kali produk domestik bruto (PDB) Indonesia. 

Anindya menjelaskan perdagangan global kini menghadapi ancaman tarif impor tinggi yang akan diberlakukan Presiden terpilih Amerika Serikat Donald Trump. Itulah sebabnya, Indonesia harus cepat menyelesaikan perjanjian kemitraan ekonomi komprehensif dengan pasar lain yang besar, seperti Uni Eropa (UE).

"Proses perjanjian dagang tersebut sudah berlangsung selama hampir sembilan tahun. Indonesia ini bagus kalau bisa membuat IEU-CEPA, karena akan membuka akses kepada kawasan yang (memiliki pasar) 17 triliun dolar AS,” kata Anindya melalui keterangan tertulis, Selasa, 10 Desember 2024.

Hal itu disampaikan Anindya dalam Indonesia-Europe Investment Summit 2024 yang diselenggarakan European Business Chamber of Commerce (EuroCham). Kegiatan tersebut digelar di Kantor Kementerian Investasi dan Hilirisasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Jakarta.

Anindya mengatakan, perjanjian IEU-CEPA juga memberi manfaat bagi UE, mengingat Indonesia penopang 40 persen pasar di Asia Tenggara atau ASEAN. Anindya berharap, isu-isu yang ada dapat disiasati agar perdagangan dengan UE dapat berjalan baik.

“Jadi, ini hal strategis buat dua-duanya (Indonesia dan UE). Ini menjadi angin segar,” ujar dia.
 

Baca juga: 

Industri Pasar Modal Diyakini Membaik Tahun Depan

Ekspor-Impor Naik Jadi 6 Kali

Anindya mengatakan, transaksi ekspor dan impor Indonesia-Eropa dapat meningkat hingga enam kali lipat jika IEU-CEPA berlaku. Perjanjian tersebut juga membuka peluang bagi pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Tanah Air untuk masuk rantai pasok dunia.

“Teman-teman dari Kadin, yang juga banyak dari UMKM, bisa jadi bagian dari rantai pasok dunia. Ini tentu bukan saja bagus buat pemain besar seperti perusahaan palm oil (minyak kelapa sawit), yang kadang suka ada isu sustainability (keberlanjutan), tapi teman-teman ini bisa masuk ke berbagai macam industri,” kata dia.

Tak hanya mendongkrak transaksi, kerja sama investasi ini dinilai bisa membuka edukasi dari mitra teknologi. Hal ini akan membawa pengusaha nasional naik kelas.

“Jadi, teman-teman Kadin bisa mengerjakan ini dengan sebaik-baiknya,” katanya.

Indonesia Harus Antisipasi Kebijakan Trump

Di sisi lain, Indonesia harus mengantisipasi kebijakan tarif impor tinggi Amerika Serikat (AS). Sebab, dinilai akan menjadi salah satu ancaman serius bagi perdagangan global ke depan turut menjadi perhatian Anindya. 

Tarif impor tinggi yang akan ditetapkan Presiden terpilih AS Donald Trump terhadap beberapa negara seteru dagang, salah satunya, Tiongkok. Hal itu dinilai akan mengubah lanskap perdagangan dunia.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Anggi Tondi)