Ilustrasi ibadah haji. Foto: Istimewa
Jakarta: Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas telah menyelesaikan kunjungan ke Arab Saudi dalam rangka penandatanganan nota kesepahaman atau memorandum of understanding (MoU) mengenai layanan haji bersama Menteri Haji dan Umrah Arab Saudi. Lawatan tersebut menghasilkan beberapa hasil kerja sama yang baik.
“Alhamdulillah saya barusan landing dari saudi, baru saja menandatangani MoU bersama Pemerintah Arab," jelas Yaqut seperti dilansir dari kanal resmi Kementerian Agama RI, Jumat, 12 Januari 2024.
Ada beberapa kabar baik yang dibawa oleh Menag untuk jemaah Haji Indonesia dari Arab Saudi. Pertama, Indonesia mendapatkan kuota terbesar sepanjang sejarah, yaitu 241.000.
Kedua, Menag memantau dan mengupayakan penyediaan layanan baik akomodasi, transportasi ,dan katering agar jemaah haji Indonesia mendapatkan tempat terbaik di Arab Saudi.
“Ada beberapa perubahan yang signifikan dalam mengupayakan pelayanan haji yang akan segera disesuaikan, seperti penempatan jemaah (di Arafah dan Mina), itu tergantung seberapa cepat kita melakukan kontrak teknis perhajian bersama pemerintah Arab,” jelasnya.
Yaqut menegaskan pihaknya akan memberikan pelayanan terbaik kepada para jamaah
haji Indonesia agar mendapat fasilitas yang nyaman selama melaksanakan ibadah. Kontrak perjanjian tersebut akan ditandatangani secara resmi pada pekan pekan.
“Insya Allah dalam minggu ini atau maksimal minggu depan kontrak itu akan segera kita lakukan agar tempat terbaik didapatkan untuk jemaah Indonesia,” katanya.
Selain penambahan kuota dan pemenuhan sistem pelayanan logistik di Arab Saudi, Yaqut sudah bernegosiasi dengan otoritas Pemerintah Arab Saudi terkait pelayanan penerbangan bagi jemaah haji Indonesia. Menurut dia, kedatangan delegasi Indonesia mendapatkan sambutan baik dari pihak otoritas Arab Saudi.
“Insya Allah itu aman, biar nanti Garuda Indonesia saja yang
follow up,” imbuhnya.
Keempat, Menag mengatakan bahwa Pemerintah Indonesia juga telah mengusulkan penambahan dua jalur
fast track bagi jemaah haji di Solo dan Surabaya. Saat ini, layanan
fast track baru diterapkan di Bandara Soekarno Hatta.
“Dari pembicaraan yang kita lakukan sih mereka menyetujui, tapi mereka tetap akan melakukan survei lapangan untuk melihat ke Solo dan Surabaya,” ujarnya.
Layanan
fast track akan memudahkan calon jemaah haji dalam proses pengecekan dokumen keimigrasian, seperti visa dan paspor. Hal itu disebabkan prosesnya sudah dilaksanakan di bandara asal.
Yaqut menyampaikan
Fast track ini juga dinilai penting agar jemaah haji yang datang ke Arab Saudi tidak perlu lagi melalui proses imigrasi. Hal tersebut akan sangat membantu jemaah haji Indonesia untuk mengurangi kelelahan setelah melakukan perjalan panjang dari Tanah Air.