Kapal perang AS berlayar di Laut China Selatan. (Anadolu)
Marcheilla Ariesta • 6 December 2024 17:22
Manila: Sebuah kapal perang Amerika Serikat (AS) berlayar di dekat Kepulauan Spratly di Laut China Selatan yang disengketakan pada Jumat, 6 Desember 2024. Kapal tersebut berlayar di tengah ketegangan antara Filipina dan Tiongkok di jalur air yang luas itu.
Menurut Armada ke-7 Angkatan Darat AS, USS Preble (DDG 88) kehadiran mereka untuk menegaskan hak dan kebebasan navigasi" di Laut China Selatan dekat Kepulauan Spratly, dan sudah sesuai dengan hukum internasional.
“Lintasan kapal perang itu menegakkan hak, kebebasan, dan penggunaan laut yang sah yang diakui dalam hukum internasional dengan menantang pembatasan lintas damai yang diberlakukan oleh Tiongkok, Taiwan, dan Vietnam,” kata armada tentara AS yang berbasis di Jepang dalam sebuah pernyataan, dikutip dari Anadolu.
"Pemberlakuan sepihak atas persyaratan otorisasi atau pemberitahuan sebelumnya untuk lintas damai adalah melanggar hukum," tambah pernyataan itu.
Lintasan kapal perang AS itu terjadi ketika Tiongkok dan Filipina saling menuduh memprovokasi konfrontasi maritim di Laut China Selatan yang disengketakan.
Penjaga Pantai Filipina mengatakan, kapal-kapalnya menghadapi serangkaian tindakan agresif oleh Penjaga Pantai Tiongkok (CCG) dan kapal-kapal angkatan laut selama patroli rutin di dekat Scarborough Shoal.
Namun Tiongkok membantah tuduhan tersebut, dengan mengklaim bahwa empat kapal Filipina berusaha menyusup ke perairan teritorial Tiongkok di lepas pantai Huangyan Dao, dengan kapal-kapal CCG bertindak secara sah untuk mengelola situasi tersebut.
Tiongkok dan Filipina memiliki klaim yang saling bertentangan atas Second Thomas Shoal – yang juga dikenal sebagai Ayungin Shoal, Bai Co May, dan Ren'ai Jiao – yang merupakan terumbu karang yang terendam di Kepulauan Spratly di Laut China Selatan.
“Dengan terlibat dalam lintas damai tanpa memberikan pemberitahuan sebelumnya atau meminta izin dari Penggugat mana pun, Amerika Serikat menentang pembatasan yang melanggar hukum ini,”
pungkas militer AS.
Baca juga: Kapal Selam Rusia Terdeteksi di Laut China Selatan