Ilustrasi. Medcom.id
Sukabumi: Wilayah yang mengalami krisis air bersih di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, meluas. Saat ini wilayah yang terdampak kemarau tersebut mencapai 10 kecamatan.
Manajer Pusdalops BPBD Kabupaten Sukabumi, Daeng Sutisna, mengatakan semula dampak kekeringan dilaporkan terjadi di 5 kecamatan. Namun sekarang dilaporkan bertambah menjadi 10 kecamatan.
"Dari 10 kecamatan itu terdapat 17 desa yang mengalami krisis air akibat dampak kekeringan," kata Daeng di Sukabumi, Kamis, 24 Agustus 2023.
Daeng menyebut 10 wilayah terdampak berada di Kecamatan Gegerbitung, Cicanyatan, Cisaat, Cikembar, Gunungguruh, Cibadak, Bantargadung, Palabuhanratu, Cisolok, dan Curugkembar. Dengan meluasnya wilayah yang mengalami kekeringan, maka bertambah pula warga yang terdampak kekeringan.
"Sebelumnya warga yang mengalami kesulitan air akibat dampak kekeringan sebanyak 2.536 kepala keluarga tersebar di Kecamatan Gegerbitung, Cicanyatan, Cisaat, Cikembar, dan Gunungguruh. Dengan bertambahnya wilayah mengalami kekeringan, maka jumlah warga yang terdampak juga pasti bertambah," jelasnya.
BPBD terus berkoordinasi dengan aparatur wilayah di 47 kecamatan di Kabupaten Sukabumi. BPBD mengimbau mereka cepat melaporkan seandainya terjadi dampak kekeringan.
"Kami juga koordinasi dengan Perumdam Tirta Jaya Mandiri dan PMI Kabupaten Sukabumi untuk menyalurkan bantuan air bersih," ungkapnya.
Pada Rabu, 23 Agustus 2023, BPBD dan PMI menyalurkan bantuan air bersih bagi warga di Kampung Kamandoran RW 10 Desa Karangtengah Kecamatan Cibadak. Terdapat 10 ribu liter air bersih yang disalurkan bagi masyarakat.
"Sebelumnya Kampung Kamandoran belum terdata sebagai daerah terdampak kekeringan. Kemarin (Rabu) kami salurkan bantuan sebanyak 10 ribu liter air bersih," ujarnya.