PTAR Respons Isu Tambang Penyebab Banjir Tapsel

Bencana banjir bandang. Foto: Antara

PTAR Respons Isu Tambang Penyebab Banjir Tapsel

Akmal Fauzi • 4 December 2025 22:06

Jakarta: PT Agincourt Resources (PTAR) angkat bicara setelah beredar kabar yang mengaitkan bencana longsor dan banjir bandang di Kecamatan Batang Toru, Tapanuli Selatan, Sumatra Utara. Bencana itu dikaitkan dengan operasional tambang emas Martabe.

Dalam pernyataannya, PTAR menegaskan bahwa banjir bandang yang melanda Desa Garoga tidak berkaitan dengan aktivitas tambang. Menurut manajemen, titik awal bencana berada di Sub Daerah Aliran Sungai (DAS) Garoga dan kemudian menyebar ke sejumlah desa seperti Huta Godang, Batu Horing, Sitinjak, dan Aek Ngadol.

"Banjir bandang terjadi karena alur Sungai Garoga tidak mampu menampung laju banjir yang membawa material kayu dan lumpur secara masif," tulis keterangan PTAR dikutip Kamis, 4 Desember 2025.

Perusahaan menjelaskan bahwa tumpukan kayu gelondongan dalam jumlah masif di Jembatan Garoga I dan Jembatan Anggoli (Garoga II) turut memicu perubahan aliran sungai secara mendadak. Sumbatan mencapai titik kritis pada 25 November sekitar pukul 10.00, sehingga dua anak Sungai Garoga menyatu dan menghantam langsung Desa Garoga. Puluhan warga meninggal dunia dan puluhan lainnya masih dilaporkan hilang.
 


PTAR menyebut operasional Tambang Emas Martabe berada di sub-DAS Aek Pahu, wilayah yang secara hidrologis terpisah dari sub-DAS Garoga. Meski kedua aliran sungai bertemu, titik pertemuannya berada jauh di hilir Desa Garoga. Karena itu, aktivitas perusahaan di Aek Pahu dinilai tidak memiliki hubungan langsung dengan bencana tersebut.

"Meski ditemukan beberapa titik longsor di sub-DAS Aek Pahu, aliran sungai di wilayah tersebut tidak menunjukkan adanya banjir bandang. Alur Sungai Aek Pahu tidak membawa material lumpur atau kayu dalam jumlah besar yang dapat memicu sumbatan sebagaimana terjadi di Sungai Garoga. Lima belas desa lingkar tambang yang berada di wilayah Aek Pahu pun tidak mengalami dampak signifikan, dan kini justru berfungsi sebagai pusat pengungsian," tulis keterangan tersebut.

Melalui pemantauan udara menggunakan helikopter, PTAR menemukan sejumlah titik longsor di tebing-tebing hulu Sungai Garoga. PTAR mengeklaim longsoran tersebut diperkirakan menjadi sumber material lumpur dan batang kayu yang kemudian terbawa arus. PTAR menegaskan bahwa temuan awal ini masih memerlukan kajian lanjutan untuk memastikan seluruh faktor penyebab bencana.

Bencana banjir bandang. Foto: Antara

PTAR juga menyampaikan belasungkawa sedalam-dalamnya kepada keluarga para korban banjir bandang dan longsor di Batang Toru. Perusahaan berkomitmen untuk terus mendukung upaya pemerintah daerah, TNI–Polri, serta berbagai pemangku kepentingan dalam evakuasi, pemulihan, dan penanganan para pengungsi.

Di akhir pernyataan, PTAR mengingatkan pentingnya menjaga akurasi informasi di tengah tingginya perhatian publik terhadap bencana ini.

"PTAR menilai pentingnya menghindari narasi-narasi yang tidak tepat dan berpotensi mengganggu proses pemulihan. Perusahaan mendukung penuh dilaksanakannya kajian komprehensif dan independen untuk memastikan pemetaan penyebab bencana secara presisi, demi penguatan mitigasi risiko di masa mendatang," demikian keterangan PTAR.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
(M Sholahadhin Azhar)