Konsumsi Buah dan Sayur di Kalangan Gen Z Menurun

Ilustrasi buah dan sayur. Foto: bettaveg.co.uk.

Konsumsi Buah dan Sayur di Kalangan Gen Z Menurun

M. Iqbal Al Machmudi • 10 September 2025 20:21

Jakarta: Kepala Pusat Kebijakan Sistem Ketahanan Kesehatan, Badan Kebijakan Pembangunan Kesehatan (BKPK), Kementerian Kesehatan, Anas Ma’ruf, menyebut di kelompok usia gen Z sangat jarang mengonsumsi buah dan sayuran. Berdasarkan Survei Kesehatan Nasional (SKI) 2023, konsumsi buah dan sayur gen Z  kurang lima porsi dalam seminggu.

"Terdapat penurunan konsumsi buah dan sayuran dari 2013 sampai 2023. Gen Z itu, anak kita itu sudah sekarang (12:21) dan tidak suka makan sayuran dan buah-buahan," kata Anas dikutip dari Media Indonesia, Rabu, 10 September 2025.

Kondisi ini semakin parah karena penyakit tidak menular dan faktor risikonya tetap menjadi tantangan besar di Indonesia. "Trennya yang menjadi berbahaya karena tentu konsumsi buah dan sayur yang berkurang itu menjadi juga faktor untuk berbagai macam penyakit," ungkap Anas.

Ia mengatakan konsumsi asupan berisiko terutama makanan minuman yang mengandung gula, garam, dan lemak justru yang cukup tinggi. Dibutuhkan kebijakan pengendalian konsumsi gula, garam dan lemak sangat diperlukan.
 

Baca juga: 

KLB Campak Disebabkan Turunnya Cakupan Imunisasi Rutin Lengkap


Sementara itu, Asisten Deputi Peningkatan Gizi dan Pencegahan Stunting, Kemenko PMK Jelsi Natalia Marampa menyampaikan, Kemenko PMK bersama kementerian lembaga yang lain melaksanakan orkestrasi penanganan konsumsi gula, garam, dan lemak (GGL) yang masih tinggi di masyarakat.

"Kami sudah siap sejak bulan Maret yang lalu untuk membentuk suatu forum koordinasi terkait dengan bagaimana penetapan untuk kandungan GGL. Kami koordinasi dengan Kementerian Kesehatan ternyata untuk kajian saat ini masih sedang proses mudah-mudahan sudah selesai," ujar Jelsi.

Ia menyebut pihaknya masih menunggu  hasil-hasil kajian. Hal itu akan menjadi dasar pembentukan regulasi yang tepat.

"Kami sedang menyusun suatu Permenko yang kami identifikasi kementerian lembaga mana saja yang akan kita libatkan di dalam forum ini nantinya," ungkap Jelsi.

"Kami sudah siap dengan berbagai kegiatan-kegiatan yang strategis terkait bagaimana untuk pengendalian GGL tentunya dan khususnya di dalam penetapan untuk standar batas maksimal nantinya," imbuh Jelsi.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Anggi Tondi)