Pertumbuhan Ekonomi RI Diyakini Masih Tumbuh Positif di Tengah Tantangan Global

Ketua Umum Apindo Shinta Widjaja Kamdani. Foto: MI/Insi Nantika Jelita.

Pertumbuhan Ekonomi RI Diyakini Masih Tumbuh Positif di Tengah Tantangan Global

Insi Nantika Jelita • 13 March 2025 08:33

Jakarta: Di tengah tantangan global, Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Shinta Widjaja Kamdani meyakini ekonomi Indonesia akan terus mencatatkan pertumbuhan positif dengan proyeksi mencapai lima persen. Pertumbuhan ini didorong faktor fundamental yang kuat, yakni sektor konsumsi yang menjadi penopang utama produk domestik bruto (PDB) negara.
 
"Kami masih positif ekonomi akan tumbuh sekitar lima persen. Kondisi ekonomi Indonesia masih cukup kuat dari segi fundamental. Pasar kita besar, sehingga (konsumsi) domestik juga kuat," kata Shinta saat ditemui di kantor Apindo, Jakarta, dikutip Kamis, 13 Maret 2025.
 
Shinta mengingatkan untuk tidak menggeneralisasi badai pemutusan hubungan kerja (PHK). Meskipun terjadi PHK massal, hal ini katanya, lebih banyak terjadi di sektor tekstil dan produk tekstil (TPT), dan furnitur.
 
Sementara itu, industri manufaktur masih menunjukkan ekspansi. Nilai Purchasing Manager's Index (PMI) Indonesia pada Februari 2025 menyentuh level 53,6 atau naik 1,7 poin dari capaian Januari di angka 51,9.
 
"Saya selalu mengatakan jangan menggeneralisasi PHK. Sektor TPT, furnitur, yang paling terdampak karena serangan impor. Tapi, kita lihat ada kenaikan PMI yang sebenarnya pertanda bagus," jelasnya.
 

Baca juga: Penilaian Fitch Tak Cerminkan Kondisi Ekonomi Makro


(Ilustrasi. Foto: dok Kemenkeu)
 

Pentingnya penciptaan lapangan pekerjaan baru

 
Shinta kemudian menyoroti pentingnya penciptaan lapangan pekerjaan baru di tengah arus investasi yang masuk ke Indonesia. Salah satu investasi besar yang masuk, seperti dari perusahaan otomotif asal Tiongkok, BYD, dan perusahaan teknologi asal Korea Selatan, LG, diharapkan dapat mendorong terbukanya banyak peluang kerja.
 
"Memang investasi-investasi baru yang masuk, seperti dari BYD dan LG dapat menciptakan lapangan pekerjaan yang produktif," tegas dia.
 
Setiap tahun, ungkapnya, pemerintah harus menciptakan sekitar tiga juta lapangan pekerjaan baru. Angka ini bukan hanya untuk menyerap pekerja yang terkena PHK, tetapi juga untuk menampung jumlah angkatan kerja yang terus bertambah.
 
Jika hal itu tidak terealisasi, Shinta mewanti-wanti adanya lonjakan pekerja informal. "Kekhawatiran kami sekarang adanya perpindahan dari sektor formal ke informal dengan jumlah tinggi," tutur dia.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Husen Miftahudin)