Hamas Siap Bahas Gencatan Senjata usai ‘Peringatan Terakhir’ Trump

Hamas, kelompok pejuang Palestina yang menguasai Jalur Gaza. (Anadolu Agency)

Hamas Siap Bahas Gencatan Senjata usai ‘Peringatan Terakhir’ Trump

Willy Haryono • 8 September 2025 10:17

Gaza: Kelompok perlawanan Palestina, Hamas, mengaku telah menerima proposal gencatan senjata dari Amerika Serikat (AS) melalui mediator dan siap untuk melanjutkan negosiasi.

Pernyataan ini disampaikan usai Presiden AS Donald Trump melayangkan “peringatan terakhir” kepada Hamas untuk menerima kesepakaan gencatan senjata dan pembebasan sandera di Gaza.

"Kami menerima beberapa ide dari pihak Amerika melalui mediator untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata," kata Hamas di Telegram, seperti dikutip dari TRT World, Senin, 8 September 2025.

Hamas juga menyambut baik setiap langkah yang mendukung upaya menghentikan agresi terhadap rakyat Palestina. Hamas menunjukkan kesiapannya untuk duduk di meja perundingan guna membahas pembebasan tahanan dengan imbalan jelas mengenai diakhirnya perang dan pasukan Israel dari Jalur Gaza.

Selain itu, Hamas juga menyetujui pembentukan komite Palestina independen untuk mengelola administrasi di Gaza. Hamas menuntut Israel memastikan komitmennya terhadap apa pun pada kesepakatan tersebut, untuk mencegah kesepakatan yang ditolak saat itu.

Hamas, pada 18 Agustus, menyebut Israel telah menerima usulan gencatan senjata Mesir dan Qatar dari Utusan Khusus AS, Steve Witkoff. Israel tidak menanggapi dan tetap melanjutkan serangannya di Gaza.

"Oleh karena itu, gerakan Hamas terus berkomunikasi dengan para mediator untuk mengembangkan gagasan-gagasan ini menjadi kesepakatan komprehensif yang memenuhi tuntutan rakyat kami," tambah Hamas.

Trump pada hari Minggu kemarin telah mengajukan proposal gencatan senjata dan kesepakatan pertukaran sandera di Gaza. Trump mengklaim proposal tersebut disetujui oleh Israel. Namun menurut Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyah, proposal itu masih mempertimbangkan.

Hamas berulang kali mengatakan kesiapannya membuat kesepakatan komprehensif dengan Israel. Kesepakan itu berupa pembebasan semua sandera Israel dengan imbalan pembebasan tentara Israel, mengakhiri perang di Gaza, dan memastikan penarikan penuh pasukan Israel.

Namun, selama ini, Netanyahu cenderung menolak semua usulan dan memilih pengaturan parsial yang memungkinkannya menunda dan memberlakukan persyaratan baru di setiap tahap negosiasi. (Kelvin Yurcel)

Baca juga:  Trump Keluarkan ‘Peringatan Terakhir’ Gencatan Senjata Gaza ke Hamas

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Willy Haryono)